MULUTMU HARIMAUMU

MULUTMU HARIMAUMU 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 32-33 , 1 Tim. 6 

“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21)

Ada sebuah pepatah yang mengatakan: “mulutmu harimaumu.” Mulut seseorang bisa menjadi harimau bagi dirinya dan orang lain. Artinya, kata-kata atau bahasa seseorang dapat menyakiti orang lain dan bisa berbalik berdampak buruk terhadap diri orang tersebut. Kata-kata dapat mengandung kekuatan yang luar biasa baik positif yang membangun maupun perkataan negatif yang menghancurkan. Setiap perkataan yang diucapkan seseorang tentunya itu adalah gambaran hati seseorang, karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. (Matius 12:34b-35).

Setelah kita bertobat dan lahir baru, Tuhan sudah memberikan kepada kita hati yang baru dan sudah seharusnya kita menghidupi pertobatan itu dengan menghasilkan buah-buah pertobatan dan hidup dalam pertobatan yang sejati. Perkataan yang keluar dari mulut kita tidak lagi kata-kata yang buruk atau negatif, melainkan perkataan yang benar dan membangun. Dengan kehidupan Yesus yang mengalir dalam kehidupan kita, kita bisa lebih dari sekedar berbicara yang baik, melainkan kita juga bisa mengucapkan berkat atas orang-orang dan situasi di sekitar kita. Melalui kata-kata berkat yang kita ucapkan ada maksud Tuhan bagi orang-orang tersebut. Dan jika kita mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka kita akan menjadi penyambung lidah bagi Tuhan (Yeremia 15:19b).

Untuk itu kita harus menjaga setiap perkataan kita dan menjadikan mulut bersih sebagai gaya hidup kita. Artinya kita harus menghindari mengucapkan kata-kata yang tidak berharga dan sia-sia. Mintalah tuntunan Roh Kudus untuk membuat kita merasakan kasih Bapa atas orang-orang yang hendak kita berkati sehingga perkataan kita menjadi berkat. Tidak berhenti sampai pada tahap ini, jika kita sudah terbiasa mengucapkan berkat maka kita juga akan dimampukan untuk memberkati orang-orang yang melukai atau mengutuk kita. Memang tidak mudah untuk melakukan hal ini jika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri. Pengampunan dan kasih Tuhan yang yang kita terima memampukan kita menjadi saluran kasihNya serta mampu mengubah kutuk menjadi berkat

Jangan menghakimi apakah seseorang layak diberkati atau tidak sebab berkat sejati yang diucapkan atas seseorang menggambarkan cara Tuhan melihat mereka. Sebagaimana Tuhan menyebut Gideon “pahlawan yang gagah berani” (Hakim-hakim 6:12) atau menyebut Petrus sebagai “batu karang” (Matius 16:18), padahal saat itu mereka adalah orang-orang yang lemah dan bimbang. Jika kita mengerti akan hal ini maka kecenderungan kita menghakimi akan hilang. (RSN)

Questions:
1. Bagaimana agar perkataan kita bisa menjadi berkat?
2. Bagaimana kita menjadikan mulut bersih sebagai gaya hidup?
Values:
Hindari mengucapkan kata-kata yang tidak berharga dan sia-sia, ucapkan berkat atas orang-orang dan situasi di sekitar kita bahkan kepada orang-orang yang melukai atau mengutuk kita.

Kingdom’s Quotes:
Roh Kudus yang memenuhi hidup kita memampukan kita hidup dalam pertobatan yang sejati sehingga perkataan kita menjadi berkat bagi orang lain.