(2) Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa TERTAWAN SEORANG ANAK PEREMPUAN DARI NEGERI ISRAEL. Ia menjadi PELAYAN pada isteri NAAMAN. (3) BERKATALAH GADIS ITU KEPADA NYONYANYA: “SEKIRANYA TUANKU MENGHADAP NABI yang di SAMARIA itu, maka tentulah NABI ITU AKAN MENYEMBUHKAN DIA DARI PENYAKITNYA.”
2 RAJA-RAJA 5:2-3
Tema kita bulan ini adalah need (kebutuhan). Apa yang kita butuhkan sebagai seorang pemimpin yang berpengaruh di 7 pilar kehidupan adalah mampu menjawab kebutuhan dan menjadi problem solver di pilar-pilar tersebut. Untuk itu kita akan belajar dari kisah dalam 2 Raja-raja 5:1-15 dimana seorang anak perempuan dari negeri Israel yang dibawa oleh gerombolan orang Aram untuk bekerja menjadi budak dan pelayan pada istri Naaman. Naaman adalah panglima raja Aram, ia seorang yang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, tetapi mengalami sakit kusta. Ketika hamba ini tahu bahwa tuannya menderita sakit kusta maka berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya”. Mendengar hal ini maka Naaman memberitahukan kepada tuannya, apa yang dikatakan gadis itu. Kemudian raja Aram menuliskan sebuah surat kepada raja Israel agar Naaman dapat disembuhkan.
Singkat cerita, sampailah Naaman kepada Elisa dan Elisa menyuruh seorang suruhan kepada Naaman untuk mengatakan bahwa Naaman harus mandi tujuh kali di sungai Yordan, tetapi Naaman menjadi gusar dan berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?” Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.” Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. Naaman disembuhkan dan dari mulutnya mengaku bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.
Dari kisah ini kita dapat belajar beberapa hal dari gadis kecil ini, hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup menjadi berkat adalah:
1. SELALU BERSYUKUR.
Secara fisik gadis ini berada dalam keadaan dan tempat yang salah karena ia ditawan seorang diri sebagai budak di daerah musuh. Suatu tempat yang seolah-olah merenggut cita-cita dan masa depannya, tetapi sekalipun demikian hidupnya tetap menjadi berkat dan memberitakan keagungan Tuhan. Gadis ini tidak dipengaruhi oleh keadaan yang menghimpitnya karena ia selalu bersyukur. Orang yang beryukur akan tetap bergairah dan menerima berkat. Ia akan tetap memiliki visi dan arah dalam hidupnya. Untuk hidup selalu bersyukur kita harus memilih yang benar berdasarkan kebenaran, bukan yang baik tapi tidak berdasarkan kebenaran. Sekalipun berat, kita harus tetap teguh mau menjalani proses, bukan memilih jalan pintas/cara instan sehingga apa yang kita pilih yang bermakna bukan yang sia-sia. Gadis ini mampu menikmati setiap proses yang terjadi dalam hidupnya dengan melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar bahkan ia mampu membangun sebuah budaya yang baru di tempat itu dan berani memberitakan kebenaran.
2. MENGUTAMAKAN TUHAN YANG DIKENAL BUKAN DIRINYA SENDIRI.
Tidak disebutkan siapa nama gadis ini dalam alkitab, karena apa yang dilakukannya ini tidak untuk terkenal, populer dan dipuji banyak orang sehingga hidupnya menjadi berkat. Jika hal ini secara konsisten kita latih maka dimanapun kita ditempatkan hidup kita tetap menjadi berkat. Gadis ini lebih mengutamakan Tuhan yang dikenal bukan dirinya sendiri. Orang yang mengutamakan Tuhan akan mampu melihat bahwa Tuhan ada di dalam segala keadaan serta mampu melihat kebutuhan orang lain akan Tuhan.
3. LEBIH MEMENTINGKAN COMPASSION (BELAS KASIHAN) DARI PADA PASSION (SEMANGAT, GAIRAH).
Keluarga Naaman yang menjadikan gadis ini seorang budak dan tawanan di Aram tetapi tidak ada sedikitpun penyesalan dan kekecewaan dalam hidupnya yang menghalangi untuk menyampaikan kabar baik. Gadis ini berkata kepada nyonyanya sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya. Gadis ini lebih mementingkan belas kasihan karena ia sangat mengasihi tuannya. Kasih ini mengalir dari kasihnya kepada Tuhan. Hal inilah yang diajarkan Yesus kepada kita agar kita mengasihi musuh dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:43-44). Jika kita memiliki belas kasihan untuk orang-orang yang membutuhkan maka visi dan tuntunan Tuhan akan datang dalam hidup kita sehingga kita memiliki semangat untuk melayani Tuhan dan memberitakan kabar baik dimanapun kita ditempatkan.
4. BERANI UNTUK MEMBERITAKAN APA YANG DIHIDUPI.
Gadis ini menyatakan bahwa Elisa mampu menyembuhkan Naaman dengan kuasa Tuhan karena dia tahu bahwa hanya kuasa Tuhan yang mempu mengadakan mujizat. Di dalam keadaan tertawan dan dijadikan budak sekalipun, gadis ini berani menyatakan imannya karena ada rasa syukur dan belas kasihan yang senantiasa dia hidupi dalam kehidupannya sehari-hari. Jangan bingung dengan apa yang akan kita beritakan kepada orang lain, ceritakan apa yang kita alami bersama Tuhan maka hidup kita akan menjadi berkat. Amin. (RCH).