OBSTRUCTED VIEWS | Pdt. Thomas Tanudharma

(15) Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. (16) Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. (LUKAS 24:15-16)

Hari-hari ini kita sedang merayakan hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, sesungguhnya setiap hari minggu kita merayakannya, sebab seandainya Yesus tidak bangkit maka sia-sialah kepercayaan kita. Kita patut bersyukur jikalau saat ini mungkin kita sedang dalam kondisi yang tidak menyenangkan sebagai dampak adanya pandemi virus corona tetapi pemeliharaan Tuhan tetap nyata atas hidup kita.

Banyak pemimpin di dunia ini yang karena sikap, kebijakan ataupun gaya kepemimpinannya yang tidak disukai banyak orang, namun ketika pemimpin itu sudah tiada maka semua kebencian itu menjadi hilang, tetapi berbeda dengan Yesus. Jika saat ini masih banyak orang yang membenci dan menghujat Yesus, tanpa disadari bahwa secara tidak langsung mereka percaya bahwa Yesus hidup.

Sesudah Yesus bangkit, Ia menampakkan diri kepada Maria Magdalena, Thomas, Simon Petrus dan murid-muridNya yang lain. Yesus juga menampakkan diri kepada dua orang murid-Nya yang sedang berjalan ke sebuah kampung yang bernama Emaus. Emaus berjarak kira-kira tujuh mil dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi dan ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.

Kedua orang ini sebenarnya sudah mendengar kabar bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, namun mereka masih belum mengerti. Yesus menegor mereka dan berkata: “”Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!. Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Yesus. Sepanjang perjalanan Yesus mengajar kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Cara pandang kita terhadap sebuah persoalan akan menentukan sikap kita dalam meresponinya. Kedua orang murid ini masih diliputi oleh kesedihan akan kematian Yesus sebab mereka berjalan dengan muka yang muram.

Dari kedua orang murid yang sedang berjalan ke Emaus ini kita bisa belajar beberapa hal yang bisa menghalangi kita melihat kebaikan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Keadaan bisa saja tidak baik, tetapi Tuhan selalu baik atas hidup kita. Beberapa hal tersebut adalah:

JIKA HIDUP KITA DIKUASAI OLEH KEKECEWAAN.

(21) Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. (22)  Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, (23)  dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. (LUKAS 24:21)

Malaikat- malaikat sudah memberikan informasi kepada mereka bahwa Yesus telah hidup, tetapi mereka tidak mempercayai berita tersebut. Kedua orang murid ini mengharapkan bahwa Yesus Sang Mesias akan menjadi pemimpin yang membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, tetapi kenyataannya bahwa kubur Yesus kosong mereka tidak menemukan mayat Yesus sehingga mereka menjadi kecewa. Kekecewaan terjadi ketika fakta bertolak belakang dengan harapan yang diinginkan, oleh sebab itu janganlah kita terlalu banyak mendengar berita-berita yang membuat hidup kita kuatir. Kekuatiran akan mengikis setiap firman dan janji Tuhan yang sudah kita dengar sehingga ketika keadaan sulit terjadi, kita menjadi kecewa.

JIKA HIDUP KITA TIDAK MEMILIKI PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TUHAN.

Dalam perjalanan ke Emaus, Yesus sendiri yang mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan, tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Mereka berjalan dengan muka yang muram. Muka yang muram menggambarkan suatu kesedihan dan keadaan yang tanpa pengharapan dan putus asa. Ayub adalah salah satu orang yang tercatat dalam Alkitab bagaimana perjalanan hidupnya mengalami banyak penderitaan, tetapi melalui penderitaan yang ia alami ia justru mengalami pengalaman pribadi pengenalan akan Tuhan. Kedua orang murid ini tidak dapat mengenali Yesus sebab mereka tidak memiliki pengalaman pribadi dengan Yesus, sekalipun mereka melihat berbagai mujizat yang sudah Yesus lakukan selama Yesus hidup di muka bumi.

JIKA KITA MENGANGGAP YESUS BUKAN TUHAN.

(18) Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” (19) Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (LUKAS 24:18-19)

Seringkali dalam hidup ini kita masih meragukan bahwa Yesus adalah Tuhan, kedua orang murid ini hanya menganggap bahwa Yesus hanya seorang nabi yang berkuasa. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang hidup yang sudah menang atas maut dan menyelamatkan hidup kita.

JIKA KITA HIDUP DENGAN PERASAAN, BUKAN DENGAN IMAN.

Kedua orang murid ini masih hidup dengan perasaan mereka, sebab perasaan akan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar mereka. Demikian juga jika hidup kita dikuasai oleh perasaan maka situasi dan kondisi yang ada akan mempengaruhi hidup kita. Jika kita hidup dengan iman, maka situasi seburuk apapun kita tetap berharap kepada Tuhan dan hidup dengan penuh ucapan syukur.

 

Miliki pengalaman pribadi berjalan bersama tuhan, jangan ijinkan kekecewaan meliputi hidup kita sebab kekecewaan akan menghalangi kita melihat kebaikan Tuhan. Jadikan Yesus satu-satunya Tuhan yang berkuasa atas hidup kita dan hiduplah dengan iman maka kita akan mengalami kebaikan Tuhan dalam segala keadaan. Amin.(RCH)