Saat ini sedang ‘ngetrend’ pertanian organik, dimana pertumbuhan tanaman tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan kimia atau bahan lain yang tidak alami. Demikian juga kehidupan kekristenan kita dan pertumbuhan kerohanian kita seharusnya tidak dicampur dengan bahan-bahan lain dan tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai dunia, namun hanya bersumber dari Tuhan sendiri.
“Sehingga kita bukan lagi anak-anak,yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Efesus 4:14-15)
Kita tidak boleh tetap sebagai anak-anak, namun harus bertumbuh dewasa dalam kerohanian kita, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh permainan palsu seperti berita-berita hoaks yang banyak beredar. Pertumbuhan kerohanian kita hanya bisa terjadi ketika keilahian Kristus disuntikkan ke dalam kehidupan kita, yang ditandai dengan kematian daging kita dan dilanjutkan dengan kebangkitan kerohanian.
Kebangkitan kerohanian orang percaya harus disertai dengan 3 hal:
BERAKAR/BERGANTUNG
Kehidupan kita harus berakar dalam sebuah wadah/komunitas. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman. Akar membuat kita bisa bergantung kepada sumber.
Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalamdebu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. (Ayub 14:7-9)
Hari-hari ini kebergantungan kita dengan Tuhan sedang diuji. Tanda kedekatan/kebergantungan kita kepada Bapa digambarkan dengan rasa aman yang kita miliki. Saat ekonomi menurun, apakah kita tetap memiliki rasa aman di dalam Tuhan? Ini adalah kesempatan instrospeksi diri, apakah kita sungguh-sungguh dekat dengan sang Bapa. Ketika kita bergantung kepada Tuhan, maka kita akan bertumbuh sedemikian rupa sehingga kehidupan Kristus semakin nyata dalam kita. Agar Tuhan menjadi makin besar (Yohanes 3:30), maka kedagingan kita harus dipangkas hari demi hari. Orang yang hidup bergantung kepada Tuhan tidak akan putus pengharapannya.
BERTUMBUH/BERUBAH
Hidup yang bergantung kepada Tuhan akan membuat kita bertumbuh/berubah. Kita harus bertumbuh dalam 3 hal:
BERTUMBUH DALAM FIRMAN.
Kita bisa bertumbuh dalam Firman, karena dalam Firman Tuhan terkandung kebenaran
yaitu Kristus akan memerdekakan kita dari dosa, keterikatan dan kutuk.
“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32)
Di Dalam Firman juga mengandung janji untuk hidup saat ini maupun untuk kehidupan kekal. Kata ibadah (Eusebia) berarti kehidupan yang saleh, yaitu kehidupan seperti Kristus.
“Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang”.
(1 Timotius 4:8)
Firman Tuhan juga mengandung kuasa untuk mengubahkan hidup kita, mengalahkan iblis, memberikan damai sejahtera dan sukacita, serta memberikan kemampuan mencipta, menyembuhkan, dll. Dengan mendengarkan Firman akan membuat iman kita bertumbuh dan meningkat (Roma 10:17). Iman yang meningkat akan membawa kita mengenal Bapa, kita menjadi yakin bahwa kalau kita mengetuk pintu, maka Bapa akan membuka dan menolong kita anak-anak-Nya. Setelah membaca dan mendengarkan Firman Tuhan bukan berarti kita sudah baik dan taat karena Firman Tuhan bukan di’install’ dalam hidup kita, tapi tugas kita adalah untuk melakukan dan menerapkannya dalam hidup kita setiap hari.
BERTUMBUH DALAM KOMUNITAS (GROW IN COMMUNITY).
Di masa pandemi seperti sekarang ini, kita sedang berperang melawan musuh yang tidak kelihatan yaitu virus. Kita juga berhadapan dengan kabar-kabar hoaks yang menyertainya, maka untuk bisa menang maka kita harus berada di komunitas yang membangun, sehingga kita bisa bertumbuh dan menjadi pemenang.
BERTUMBUH DALAM PROSES (RENCANA) TUHAN
Menjalani proses memang tidak enak, namun kita bisa memastikan bahwa proses yang kita alami berasal dari Tuhan. Periksalah hati kita apakah ada dosa. Jika ya, maka kita harus bertobat. Namun jika kita hidup benar dan ada proses sukar yang harus kita jalani, berarti Tuhan sedang menguji kita untuk naik ke tingkat berikutnya. Saat diproses jangan mengomel, karena kita diuji oleh Tuhan karena Tuhan tahu bahwa kita mampu melewatinya bersama Tuhan.
BERBUAH/BERDAMPAK
Kita tidak cukup hanya berakar dan bertumbuh, namun harus berbuah. Tujuan hidup orang percaya bukan untuk sukses, namun untuk berbuah/berdampak bagi orang lain. Ketika kita fokus memikirkan diri sendiri, maka kita sedang berhenti berdampak bagi orang lain. Seringkali kita menunda untuk menjadi berkat karena melihat kondisi diri sendiri yang masih banyak pergumulan. Namun justru di tengah pergumulan hidup kita bisa berdampak dengan menjadi contoh bagi lingkungan kita. Sebagaimana teladan Tuhan Yesus ketika memikul salib menuju bukit Golgota, Melalui penderitaan, Tuhan telah menjadi berkat. Sebagian besar Mazmur ditulis saat Daud mengalami penderitaan dan sebagian besar tulisan Rasul Paulus dibuat ketika ia berada di dalam penjara. Keadaan sesukar apapun seharusnya tidak membuat kita berhenti berbuah, agar nama Tuhan dipermuliakan. Amin (VW).