OUR GOD REIGNS | Ps. Dr. Timotius Arifin Tedjasukmana

Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” (YESAYA 52:7)

Sebagai warga Kerajaan Allah kita merayakan kemenangan Tuhan Yesus setelah melalui perjalanan kehidupanNya yang penuh dengan sengsara dan tekanan. Yesus harus melalui Gethsemane (Getsemani), Golgotha (Golgota), Grave (Kubur), Galilee (Galilea), Glory (Kemuliaan) yang disingkat dengan istilah 5G.

Di Taman Getsemani Tuhan Yesus mengalami tekanan yang begitu berat dalam hidupNya. Ia mengalami kengerian yang luar biasa dan Ia sangat ketakutan. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah karena Ia harus menanggung dosa dunia.

Di bukit Golgota, Yesus mangalami hukuman salib setelah melewati siksaan yang begitu kejam. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya, dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Yesus juga harus mengalami kematian. Yesus masuk ke dalam dunia orang mati untuk mengalahkan maut dan bangkit pada hari yang ketiga, sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Setelah kebangkitan, Tuhan Yesus harus kembali menyatakan diriNya di Galilea dimana Ia banyak menghabiskan waktu pelayanan-Nya. Tujuannya ke Galilea adalah untuk menguatkan para murid-murid-Nya agar hidup mereka benar-benar dipulihkan dan mereka diteguhkan kembali panggilannya sehingga siap mengemban tugas Kerajaan.

Ketaatan Yesus melakukan kehendak Bapa-Nya membuat Bapa sangat memuliakan Dia karena Allah kita adalah Allah yang penuh dengan kemuliaan.

Sebelum kenaikan-Nya ke Sorga, dalam Lukas 24 dikisahkan bahwa para wanita yang hendak mengurapi Yesus dengan rempah-rempah mendapati batu sudah terguling dari kubur, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi malaikat Tuhan menampakkan diri dan menguatkan mereka.

Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada ke-sebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu. Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kafan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus. mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka, Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Ditengah-tengah keraguan dan kekecewaan yang mereka alami, Yesus menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi

Kemudian mereka hampir dekat dengan kampung yang hendak mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalananNya. Tetapi kedua orang itu sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. sehingga terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati ke-sebelas murid sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.

Biarlah pewahyuan yang sama datang dalam hidup kita sehingga kunci-kunci Kerajaan Sorga juga diberikan. Apapun masalah dan keraguan kita, Yesus akan menyatakannya bila kita mau membuka hati untuk menerima Dia. Saat Roh Kudus membuka  mata kita maka kita akan melihat betapa mulia dan jayanya Tuhan yang kita sembah.

Yesus berjanji akan mengirimkan apa yang dijanjikan Bapa, tetapi mereka harus tinggal di dalam kota ini ampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke Sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Betania artinya rumah orang miskin. Yesus akan membuka pikiran dan pengertian kita, jika kita mau rendah hati dan mau membuka rumah kita untuk pekerjaan Tuhan. Rumah tidak hanya berupa bangunan secara fisik, tetapi juga hati, keluarga, atau komunitas kita. Saat Yesus terangkat ke sorga, Ia memberkati murid-murid yang menyaksikanNya. Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada Yesus dan kuasa itu akan diberikan kepada kita kita akan menerima kuasa itu jika Roh Kudus turun atas hidup kita. Rasul Petrus, seorang pecundang yang telah menyangkal Tuhan Yesus dipulihkan dan diberi kuasa, sehingga ketika ia berkhotbah ada 3000 orang yang bertobat.

Roh Kudus juga akan memakai dan memperlengkapi hidup kita. Kita yang tidak layak menurut ukuran dunia akan dilayakkan dan dimampukan-Nya. Serahkan diri kita kepada-Nya, Roh Kudus akan memakai kita untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Amin. (RCH).