OUR RESURRECTION | Pdt. Timotius Arifin Tedjasukmana

Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. (1 Korintus 15:13-14)

Minggu lalu kita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus. Jika kita berkata tidak ada kebangkitan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Kebangkitan Yesus adalah buah sulung. Bertepatan dangan Tanggal 17 bulan Nisan dalam penanggalan Yahudi itu adalah perayaan buah sulung. Ketika ada panen yang terbaik diambil dan dilambaikan kepada Tuhan. Lalu yang akan bangkit selanjutnya adalah yang menjadi milik Kristus. Kita akan mengalami tubuh kebangkitan/tubuh kemuliaan. Yesus berkata sebagaimana Aku bangkit, kamupun akan bangkit dan sebagaimana Aku hidup kamupun akan hidup.  Kata Yesus, Akulah Kebangkitan dan Hidup. I’m The Resurrection and The Life.

Ada dua kebangkitan yaitu kebangkitan orang benar dan kebangkitan orang fasik. Kebangkitan orang benar adalah rapture, rapturo dalam Bahasa Latin, harpatso Bahasa Yunani, yang artinya diangkat dengan kekuatan diselamatkan dari bahaya.

“Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”  (Yohanes 14:1-3)

 

Perkataan Yesus dalam Yohanes 14:1-3 ini adalah perkataan Pengantin Pria (Yesus Kristus) kepada calon pengantin wanita yaitu gereja Tuhan. Ini adalah gambaran pertunangan seorang pria dan wanita dalam budaya Yahudi. Dalam kultur Yahudi, pertunangan seorang pria dan wanita, sama kadarnya dengan. pernikahan, hanya tidak ada hubungan suami-istri. Setelah acara pertunangan, maka pria tersebut akan meninggalkan calon mempelainya untuk mempersiapkan tempat dan berjanji akan kembali lagi, untuk menjemput pengantinnya. Tidak ditentukan secara pasti waktunya, hanya diberikan perkiraan saja. Anak tidak tahu waktunya karena yang menetukan waktunya adalah bapanya. Begitu pula dengan kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya, Sang Putra Yesus Kristus tidak tahu waktu-Nya, hanya Bapa yang tahu.

Dalam 1 Korintus 15 Rasul Paulus menegaskan bahwa kebangkitan itu pasti, pengangkatan itu nyata. Paralel dengan ayat ini yaitu di ayat 1 Tesalonika 4:13-15, dikatakan: Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Kata kunci dalam menghadapi goncangan/gelombang yang besar adalah “percaya”

Firman Tuhan mengatakan kebangkitan Yesus Kristus adalah buah sulung. Sebelumnya adalah anak domba Paskah. Selanjutnya yang akan dibangkitkan adalah orang-orang yang menjadi milik Kristus. Tanda orang yang hidup di dalam Kristus adalah hidup dalam kekudusan, memelihara kasih persaudaraan dan hidup dalam kesopanan (1 Tesalonika 4:1-12).

Bersiaplah gereja Tuhan! Hiduplah di dalam Kristus! Yesus Kristus akan segera datang, akan menjemput mempelai wanita/gereja Tuhan di awan-awan. Rapture, diangkat dengan kekuatan untuk diselamatkan dari bahaya. Masuk dalam pesta perjamuan kawin Anak Domba. Haleluya. Come Lord Jesus, Maranatha. (RJ)