PANDANGAN KURA-KURA
Bacaan Setahun:
Kis. 17:1-15
Hak. 6
Ayub 36
“Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (Filipi 2:4)
Momen healing yang cukup mencerahkan adalah saat saya pulang ke rumah sore hari setelah kembali dari pekerjaan, lalu duduk dekat jendela ruang keluarga yang terasa seperti kafe di tepi kolam kecil yang airnya sudah kehijauan. Saya melihat banyak kurakura peliharaan kami secara naluriah segera berkumpul di bawah jendela, menginginkan potongan roti yang dijatuhkan. Namun, sering kali mereka tidak bisa melihat makanan yang berada tepat di depan mata, tetapi tetap mengangkat leher; yang lebih parah, mereka sibuk menyerang dan menggigit temannya untuk merebut makanan dari mulut mereka. Ternyata, Mr. Meta AI memberi tahu bahwa memang struktur mata kura-kura tidak dirancang untuk fokus pada objek yang dekat. Lensa matanya relatif kaku dan tidak dapat beradaptasi dengan baik untuk memfokuskan objek dekat. Puji Tuhan, kejadian kita dahsyat dan ajaib (Mazmur 139:14), kita dikaruniai lensa mata yang dapat beradaptasi melihat benda sesuai jaraknya dan berfungsi sebagai alat optik.
Warga Kerajaan terkasih, perjalanan mencapai misi mempersiapkan jalan bagi Tuhan di padang gurun (Yesaya 40:3) telah melewati tahap-tahap penuh perjuangan, yakni memperbaiki hubungan, mengampuni pelanggaran, berjalan dalam rekonsiliasi, dan mempraktikkan kerendahan hati. Tantangan kali ini adalah hidup tidak mementingkan diri sendiri, yang nyatanya lebih sulit dan rumit diterapkan di akhir zaman ini, laksana mission impossible. Namun, jelas bahwa hal ini akan membawa orang percaya ke tingkat yang lebih tinggi sehingga semakin mampu menjadi serupa dengan Kristus.
Sebagai manusia ciptaan-Nya yang mulia, kita memiliki karunia pandangan yang jauh lebih mumpuni daripada daya pandang kura-kura, sehingga tidak perlu menggigit dan merebut berkat saudara kita. Sebab, masing-masing anak Tuhan sudah pasti diberi porsi talenta sesuai kesanggupannya (Matius 25:15). Ketika orang percaya hidup dalam kebenaran, maka rotinya disediakan dan air minumnya terjamin (Yesaya 33:16). Jadi, seharusnya tidak perlu ada iri hati, persungutan, ataupun kekhawatiran tidak mendapat bagian.
Hidup tidak mementingkan diri sendiri berarti bersedia memperhatikan kebutuhan dan keinginan orang lain; bahkan ketika kita memulai dengan hal-hal kecil seperti mau lebih mendengar daripada terlalu banyak berbicara, bersedia membantu, berbagi, memikirkan kepentingan orang lain, serta menunjukkan kebaikan dan kemurahan. Tuhan Yesus sendiri memberikan teladan bahwa Ia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Markus 10:45). Di dunia yang mengutamakan gaya hidup mementingkan diri sendiri, Alkitab mengajarkan prinsip hidup yang berfokus pada orang lain dan mempromosikan gaya hidup yang ditandai dengan kasih, pengorbanan, dan pelayanan. (YL)
Questions:
1. Bagaimana mengkorelasikan pemahaman ‘mengasihi diri sendiri’ dan ‘tidak mementingkan diri sendiri?’ Values:
2. Bagaimana upaya menetapkan batasan agar sikap ‘tidak mementingkan diri sendiri’ tidak dimanfaatkan orang lain?
Values:
Kasih karunia Allah memampukan kita hidup tidak egois di dunia yang mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Kingdom Quotes:
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” (Efesus 4:2)