PEMBUKTIAN SEJATI SEBAGAI ANAK ALLAHl
Bacaan Setahun:
Ibr. 2 , Kej. 46:28-47:31, Mzm. 37
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” (Matius 4:1)
Dalam sejarah manusia, dua momen pencobaan besar menentukan nasib umat manusia: pencobaan Adam pertama di Taman Eden dan pencobaan Adam terakhir, Yesus Kristus, di padang gurun. Di Eden, manusia jatuh karena tipu daya Iblis, tetapi di padang gurun, Iblis berhadapan dengan Pribadi yang tak tergoyahkan—Yesus Kristus. Matius mencatat bahwa Yesus dibawa ke padang gurun untuk dicobai. Kata “dicobai” (dalam bahasa Yunani: peirazo) berarti diuji atau dibuktikan. Ini bukan sekadar godaan untuk berbuat dosa, melainkan ujian untuk membuktikan identitas sejati-Nya sebagai Anak Allah. Bahkan orang Farisi menggunakan kata ini ketika mereka mencoba menguji apakah Yesus benarbenar Mesias (Matius 16:1).
Mungkinkah Yesus berdosa dalam pencobaan ini? Tidak mungkin. Sebagai Allah yang menjadi manusia (Kolose 2:9), Yesus tidak bisa berdosa. Namun, ujian ini menjadi bukti nyata bagi dunia rohani dan bagi kita bahwa Dia adalah Anak Allah yang dijanjikan. Perhatikan bagaimana Iblis memulai setiap pencobaannya: “Jika Engkau Anak Allah…” (Matius 4:3, 6). Ujian ini mempertegas kebenaran yang luar biasa: Yesus adalah Anak Allah, yang berkuasa atas segala pencobaan dan godaan
Mengapa Allah mengizinkan pencobaan terjadi dalam hidup kita? Yakobus menjawabnya dengan jelas: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan…” (Yakobus 1:2-4). Pencobaan bukanlah hukuman; ini adalah peluang untuk membuktikan kualitas iman kita
Tidak ada yang menyukai pencobaan. Rasa sakit, air mata, dan tekanan sering menyertai proses ini. Namun, melalui setiap ujian, Allah sedang membentuk kita dan memberikan kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia dan kerajaan kegelapan bahwa kita adalah milik-Nya. Iblis mungkin menuntut bukti keaslian iman kita, dan itu tidak ditunjukkan hanya melalui identitas formal seperti KTP atau kehadiran di gereja. Bukti sejati terlihat saat kita tetap setia dan menang atas pencobaan.
Ketika kita menghadapi ujian, mari kita ingat bahwa ini adalah momen untuk membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah yang sejati. Dengan bertahan dalam iman, kita memuliakan Tuhan dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah umat pilihanNya—ditempa dalam api ujian, tetapi keluar sebagai pemenang. (DH)
Questions:
1. Bagaimana sikap Anda saat menghadapi pencobaan?
2. Apa yang membuktikan bahwa Anda adalah anak Allah?
Values:
Allah tidak pernah mengizinkan ujian tanpa tujuan—setiap pencobaan adalah kesempatan untuk membuktikan siapa kita di hadapan-Nya.
Kingdom’s Quotes:
Iman yang sejati tidak terlihat di hari yang terang, tetapi di tengah badai yang dahsyat.