Pemimpin yang Membawa Pengaruh di dalam Gereja | Pdt. Christine Here

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Galatia 6:10)

 

Kesempatan adalah waktu yang diberikan kepada kita, apapun yang kita lakukan, dan di manapun kita berada. Perhatikan dengan baik, karena pasti ada kesempatan-kesempatan yang Tuhan mau berikan dalam kehidupan kita. Kesempatan dalam studi, rumah tangga, pekerjaan, atau pelayanan. Semua kesempatan itu terbuka di hadapan kita. Apakah kita mau mengambil kesempatan untuk berbuat baik kepada semua orang yang bertemu dengan kita, untuk menyatakan kasih dan kebaikan Tuhan kepada mereka?

 

BELAJAR DARI HIDUP AKWILA DAN PRISKILA

 

Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. (Kisah Para Rasul 18:1-3)

 

Lihatlah bagaimana kehidupan Akwila dan Priskila. Nama mereka disebutkan tujuh kali di Alkitab. Untuk bisa memberi pengaruh di luar, maka pertama-tama harus ada pembentukan di dalam rumah tangga. Keluarga Akwila dan Priskila adalah keluarga yang menjadi berkat. Mereka menjadi teladan kehidupan bagi jemaat. Mereka melayani bersama dalam suka dan duka. Mereka pernah diusir dari kota Roma atas perintah kaisar Klaudius , lalu mereka pindah ke kota Korintus lalu ke Efesus. Mari kita perhatikan rumah tangga kita, apakah kita bersikap baik dengan orang lain, tapi dalam rumah tangga sendiri ada kebencian dan pertikaian?

 

Waktu yang kita habiskan di gereja sangat singkat. Mungkin hanya 2-4 jam setiap minggunya. Tetapi di luar rumah kita bertemu banyak orang untuk kita bisa memberikan pengaruh, misalnya di sekolah, pekerjaan, atau lingkungan tetangga. Ketika bertemu orang yang sedang sakit atau bermasalah, kita bisa mendoakan mereka. Biasanya mereka mau didoakan. Saat berdoa mintalah Roh Kudus mengurapi. Sekalipun kadang tampak biasa saja, tetapi saat terjadi pengurapan Roh Kudus maka dapat terjadi mujizat yang bisa mengubahkan kehidupan seseorang, bahkan sebuah keluarga diselamatkan.

Pekerjaan yang dilakukan Paulus sama dengan Akwila dan Priskila. Suatu saat, Paulus tinggal di rumah mereka dan mengajar mereka. Kemudian Akwila  dan Priskila menerima Yesus, dimuridkan untuk mengenal Tuhan dan mereka bertiga menjadi tim pelayanan yang solid. Ini adalah pola Komsel. Ikutlah Komsel sebagai tempat pembinaan. Komsel adalah tempat melatih kita untuk berdoa, bersaksi, membawakan Firman, menjadi usher, dan peran lainnya. Setelah dilatih, maka kita bisa melayani sebagai gembala. Tuhan sudah banyak menolong dan memberkati kita. Mari kita menyediakan diri untuk melayani Tuhan.

Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus. (Roma 16:3-5)

Akwila bukan hanya mempertaruhkan nyawanya bagi rasul Paulus, tetapi juga menyediakan rumah mereka untuk sebagai tempat ibadah. Ini berarti ada pengorbanan dan pengeluaran ekstra yang mereka berikan. Karena itu sebagai orang-orang yang sudah banyak menerima kebaikan Tuhan, sediakanlah rumah kita, waktu kita dan dana kita. Mari bermurah hati. Ada banyak orang di sekitar kita yang perlu ditolong. Ketika kita membuka rumah untuk melayani Tuhan maka anak-anak kita akan melihatnya dan satu saat merekapun akan menjadi orang yang melayani Tuhan di manapun Tuhan menempatkan mereka.

Akwila dan Priskila membangun rumah tangga mereka. Di pekerjaan dan pelayanan mereka  memiliki team yang solid dalam bekerja bersama. Mereka bertumbuh dalam iman karena Paulus mengajar mereka. Tujuan hidup mereka tidak berubah, tidak tergoyahkan. Berpindah ke tempat baru/asing tidaklah mudah, namun mereka tetap kuat dan tekun.

Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.  (Kisah Para Rasul 18:24-26)

Mari kita meneladani sikap hidup Akwila dan Priskila dalam membangun rumah tangga, menjaga hubungan persaudaraan dalam pelayanan di gereja dan juga di dalam pekerjaan kita. Mari membuka rumah kita untuk menjadi berkat dan agar nama Tuhan dimuliakan. Amin. (VW)