Tema Gereja pada bulan ini adalah mengenai rekonsiliasi atau pemulihan hubungan. Hal ini menjadi tema yang menarik karena manusia cenderung rawan mengalami putus dalam suatu hubungan, khususnya dalam pergaulan hidup keseharian kita. Terdapat 4 jenis keadaan orang yang hatinya menjauh daripada Tuhan yang akan kita pelajari hari ini.
KEADAAN ORANG YANG MENJAUH DARI TUHAN:
Menuntut Hak Tanpa Melakukan Kewajiban
(1) Yesus berkata lagi: ”Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. (12) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. (Lukas 15:11-12)
Tugas seorang anak bungsu tersebut hendaknya merawat dan menjaga ayahnya tetapi justru menuntut akan warisan sedangkan ayahnya masih hidup. Seringkali orang-orang hanya menuntut hak tanpa melakukan kewajibannya. Apabila kita melakukan kewajiban, maka hak atau berkat Tuhan pasti akan diberikan kepada setiap kita.
Meninggalkan Bapanya Dan Hidup Berfoya-foya / Hidup Bebas
(13) Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. (Lukas 15:13)
Orang yang meninggalkan Tuhan, hidupnya tidak otomatis mengalami kesusahan. Hal ini seringkali menjadi contoh yang tidak baik karena membandingkan kehidupan orang lain yang hidupnya tidak sesuai dengan firman Tuhan tetapi mereka hidup dengan bergelimang harta. Sebagai orang percaya, hendaknya kita tidak mencari contoh yang salah dengan membandingkan kehidupan kita dengan orang yang menjauh dari Tuhan.
Hidup Amat Sangat Menderita Dan Serba Kekurangan
(14) Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. (Lukas 15:13)
Dalam kondisi ini, orang yang menjauh daripada Tuhan mengalami ketidaktersediaan atau kehilangan. Hal tersebut digambarkan melalui 3 hal, yaitu:
Kebutuhan Jasmani : Sandang – Pangan – Papan
Kebutuhan Jiwani : Damai Sejahtera & Kepastian Masa Depan
Kebutuhan Rohani : Persekutuan Dalam Hadirat Tuhan
Mungkin saja orang tersebut melakukan kegiatan rohani dan aktif ke gereja, tetapi hatinya tidak melekat kepada Tuhan atau tidak terhubung kembali dengan Tuhan.
Terkurung Didalam Kehinaan Dan Kotornya Dosa
(15) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (16) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. (Lukas 15:15-16)
Keadaan yang dialami oleh anak bungsu menjadi berbalik. Ketika semula hidupnya bergelimang harta dan berfoya-foya justru menjadi menderita dan melarat karena hartanya habis dan mengonsumsi ampas. Ketika kita sendiri terhilang, maka kita akan mengalami kejadian serupa. Oleh karenanya, jangan sampai mencari solusi yang salah dan berujung pada penyesalan.
Pilihlah hal-hal yang termulia karena akan tiba saatnya kita tidak punya pilihan lain selain memilih dengan terpaksa dan penyesalan.
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN MELALUI REKONSILIASI:
Menyadari Siapa Dirinya Dan Kesalahannya
(1) Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. (Lukas 15:17)
Orang percaya tidak akan mengalami pemulihan jika mereka tidak menyadari siapa dirinya dan kesalahannya. Kita perlu bercermin untuk menyadari diri kita siapa sebenarnya dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat. Cerminnya ialah firman Tuhan dan ketika bercermin pada Firman Tuhan haruslah berdada pada satu titik yakni kesadaran.
Mengambil Keputusan Untuk Bertobat Dan Bayar Harga
(18) Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, (19) aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. (Lukas 15:18-19)
Banyak orang hanya sekadar menyadari tetapi tidak mengambil keputusan dan justru menyalahkan keadaan. Anak bungsu tersebut bisa saja menyalahi keadaan, tetapi ia menyadari bahwa dia telah bersalah dan akan kembali ke rumah bapanya. Sebagai orang percaya, Tuhan menghendaki agar hati kita senantiasa terhubung dan bersekutu dengan-Nya.
Meninggalkan Dosa Dan Berbalik Kepada Bapanya
(20) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. (Lukas 15:20)
Bapa menghampiri dan memeluk anaknya oleh karena belas kasihan tanpa mempedulikan kondisi anaknya yang kotor dan bau. Demikian pula dengan orang percaya, kita harus berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan seluruh perbuatan dosa kita. Mungkin saja orang tersebut melakukan kegiatan rohani dan aktif ke gereja, tetapi hatinya tidak melekat kepada Tuhan atau tidak terhubung kembali dengan Tuhan.
Mengakui Semua Dosa Yang Telah Dilakukannya (Dosa Pikiran & Dosa Perbuatan)
(21) Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (Lukas 15:21)
Ketika berbalik kepada Tuhan dan memohon pengampunan pada-Nya, kita tidak boleh berdalih dengan alasan penyebab dosa dan menyalahi keadaan. Kita juga harus menahan godaan dosa yang sedang kita alami.
Rekonsiliasi Adalah Awal Pemulihan Untuk Memulihkan
(22) Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. (23) Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
(Lukas 15:22-24)
Anak kembali kepada bapanya, bapa berlari diberi:
Jubah: dipulihkan statusnya sebagai anak Bapa
Cincin: diberikan otoritas dan Kuasa Ilahi
Sepatu: dipisahkan dari kotornya dunia dan berjalan dalam Firman
Pesta: sukacita dari Tuhan yang berbeda dengan kesenangan yang dari dunia