PENTING RELASI ATAU PRESTASI?

PENTING RELASI ATAU PRESTASI? 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 127 
Kej. 29 
Luk. 21 

“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN” (Kejadian 4:26)

Pada saat-saat ini setiap orang tua sangat menginginkan dan berusaha agar anak-anak mereka meraih prestasi-prestasi bahkan sejak anak-anak. Untuk mencapai hal tersebut orang tua berusaha agar anak-anak mendapat sekolah terbaik dan mengikutkan anak-anak dalam berbagai kegiatan-kegiatan pengembangan diri. Dan tidak cukup dengan itu, setiap anak-anak ini terus dipacu juga untuk terlibat dalam berbagai kompetisi-kompetisi untuk berusaha mendapatkan penghargaan yang terbaik. Apakah hal ini salah? Tentu tidak! hanya tanpa pemahaman yang tepat maka fokus pengejaran dan pengakuan prestasi ini dapat menimbulkan kesalahan dalam memaknai kehidupan.

Abraham Maslow dalam konsep piramida tentang motivasi kebutuhan manusia menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi dan pengakuan ini merupakan kebutuhan ultimate manusia yang disebut aktualisasi diri. Berdasar piramida ini kita dapat melihat bahwa mendapat pengakuan, keberartian, prestasi merupakan sebuah puncak seluruh perjuangan pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini dapat terkesan, bahwa tanpa terpenuhinya hal ini maka manusia tidak akan terpenuhi puncak kebahagiaanya.

Firman Tuhan yang kita baca hari ini menggambarkan tentang sebuah pribadi anak Adam dan Hawa yang bernama Enos. Alkitab hanya menggambarkan bahwa pada era kehidupannya tercatat sebuah pencapaian, yaitu sebuah pengenalan dan pengakuan akan keberadaan Tuhan. Seolah tidak ada pencapaian lain yang tergambarkan dalam generasi Enos. “Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos. Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.” (Kej. 5:6-7)

Kisah Set digambarkan dalam rangkaian generasi keturunan Adam dan Hawa yang sekilas hanya diceritakan periode lahir, dan panjang usia hidup serta anak-anak yang mereka hasilkan, yang mana itu menunjukkan sisi relasi-relasi mereka yang panjang, tanpa prestasi-prestasi atau pencapaian tertentu. Jika kemudian kita membandingkan di Kejadian 4:16-24, mengenai cerita tentang garis keturunan Kain, maka kita akan menemukan bahwa seluruh keturunan Kain nampaknya menjadi pribadi yang sukses dengan sederetan daftar keahlian dan kesuksesan mereka dibidang property (membangun kemah), peternakan, ahli logam (metalurgi), ahli musik. Namun di balik semua kisah sukses mereka, garis keturunan ini terus diwarnai dengan kebencian dan pertumpahan darah.

Jadi apakah yang kita bisa pelajari? Manakah lebih penting bagi kita, menghasilkan generasi haus pencapaian atau prestasi dan rela merusak relasi? Atau generasi yang punya relasi dengan Tuhan dan kecakapan berelasi positif dengan keluarga dan masyarakat? (HA)

Questions:
1. Menurut Anda manakah yang lebih penting antara relasi dan prestasi?
2. Apa yang akan terjadi jika kita memiliki relasi yangn baik dengan Tuhan?

Values:
Ketika kita memiliki relasi yang harmonis dengan Tuhan, maka juga akan menghasilkan keharmonisan relasi terhadap sesama.

Kingdom Quote:
Tanpa relasi yang positif maka seluruh prestasi akan menjadi tidak berarti.