PERJUANGAN SEORANG WANITA
Bacaan Setahun:
Kis. 8:26-40, Yos. 1-2, Ayub 21
“Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” (Ester 4:16)
Apa yang kita ingat dari Hari Kartini? Apakah hanya kebaya dan sanggul klasik, atau perjuangannya dalam mengangkat harkat perempuan yang pada masanya dianggap lebih rendah daripada laki-laki? Kartini merasa gemas dan marah karena perempuan dianggap lemah, hanya bertugas melayani laki-laki dan mengurus rumah tangga. Pendidikan tinggi dianggap tidak perlu bagi perempuan, cukup bagi laki-laki saja. Jika bukan karena perjuangan Kartini, mungkin saat ini di Indonesia tidak ada pendeta perempuan, karena mereka tidak akan diperbolehkan tampil di muka umum.
Alkitab dalam Kejadian 1:27 mengajarkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki harkat yang sama karena keduanya diciptakan menurut gambar Allah. Banyak perempuan dalam Alkitab memiliki pengaruh besar dalam kehidupan bangsanya, seperti Ester, Rut, Batsyeba, dan Maria, ibu Yesus.
Ester, seperti Kartini di zamannya, berjuang demi bangsanya. Sebagai ratu di bawah pemerintahan Raja Ahasyweros, ia menghadapi ancaman dari Haman yang berencana memusnahkan bangsa Israel. Ester berani mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan umatnya. Ia memilih melakukan yang benar dan menyerahkan akibatnya kepada Allah. Allah tidak menghormati orang yang diam demi menjaga nama atau kedudukan, tetapi Dia menghormati mereka yang berani menyatakan kebenaran, sekalipun harus menghadapi risiko besar (Yohanes 16:1-4).
Ester sadar bahwa Tuhan menempatkannya di istana bukan tanpa maksud. Ia harus berjalan sesuai dengan rencana Allah. Demikian juga, gereja dan umat Allah masa kini menghadapi tekanan yang dapat menggoyahkan iman. Namun, satu hal pasti: Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya. Tuhan Yesus berkata, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18).
Ester hanya seorang perempuan, tetapi ia berjuang untuk seluruh bangsanya. Begitu pula Kartini, yang memperjuangkan hak perempuan demi masa depan yang lebih baik. Semoga semangat mereka menginspirasi kita untuk berani menyuarakan kebenaran dan menjalani panggilan Tuhan dalam hidup kita. (AU)
Questions:
1. Apa persamaan perjuangan Kartini dan Ester dalam memperjuangkan hak kaumnya?
2. Bagaimana peran iman dalam keputusan Ester untuk menyelamatkan bangsanya?
Values:
Kartini dan Ester tidak hanya berpikir untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masa depan banyak orang.
Kingdom’s Quotes:
Perempuan bukan makhluk lemah, tetapi memiliki peran besar dalam rencana Tuhan.