PERSELISIHAN TAJAM

PERSELISIHAN TAJAM 

Bacaan Setahun: 
1 Taw. 7,  Yoh. 11 

“Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus” (Kisah Para Rasul 15:37-39)

Paulus dan Barnabas adalah dua orang sahabat, yang pada awalnya melakukan pelayanan bersama-sama. Dalam kisah yang tertulis di atas, dua sahabat ini mengalami ‘perselisihan yang tajam’. Alkitab tidak menyembunyikan kejadian buruk ini, yang tentunya mereka berdua sebagai Rasul juga tidak mengharapkan terjadi

Perselisihan tajam sering terjadi pada dua hubungan relasi yang dekat, seperti pasangan, sahabat, teman, saudara, teman sepelayanan, atau tetangga sebelah. Melihat hal ini, kita bisa memiliki pandangan bahwa perselisihan adalah hal yang biasa. Namun, setiap orang tentu tidak berharap terjadi perselisihan antar relasi dekatnya, karena perselisihan bisa menghancurkan sebuah relasi dekat jika tidak diselesaikan dengan baik.

Perselisihan tajam antara Paulus dan Barnabas paling tidak menyadarkan kita bahwa seorang yang dewasa rohani pun bisa mengalami perselisihan. Inti persoalannya sebenarnya sederhana, yaitu mereka mempermasalahkan perilaku salah Yohanes Markus di masa lalu yang tidak setia dalam pelayanan. Rasul Paulus tidak mau lagi mengajak Yohanes Markus, sebaliknya Barnabas memberi kesempatan kedua, tetap bersabar, dan tetap mau mengajak Yohanes Markus.

Belajar dari Barnabas, kita belajar bijak dalam menjadi seorang mentor. Barnabas adalah seorang yang mau menerima kondisi yang dirugikan, ia seorang yang tidak menonjol, namun berhati tulus dan berani mengambil risiko. Ia sebenarnya juga menjadi ‘penjamin’ bagi Rasul Paulus saat awal pelayanan Rasul Paulus. Saat itu, Rasul Paulus yang sebelumnya dikenal sebagai penganiaya orang Kristen belum diterima oleh jemaat mula-mula di Yerusalem. Seperti yang dikisahkan dan tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul, “Setibanya di Yerusalem, Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul, serta menceriterakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia, dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus” (Kisah Para Rasul 9:26-27)

Sungguh suatu sikap yang berani mengambil risiko, yang tidak semua orang, bahkan yang dewasa rohani sekalipun, berani lakukan. Dalam dua keputusan yang ia lakukan sebagai seorang mentor, secara logika ia telah siap dirugikan. Bahkan ketika ia lebih memihak kepada Markus Yohanes yang bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Rasul Paulus, dimana Yohanes Markus nyata-nyata telah melakukan kesalahan. Ia rela ‘berselisih tajam’ dan berpisah pelayanan dengan Rasul Paulus. Namun, apa yang ia perjuangkan tidaklah sia-sia; pada akhirnya karena jasanya itu, Markus Yohanes telah menjadi salah seorang penulis kitab Injil, yaitu Injil Markus. Demi prinsip yang benar dan dengan memberi kesempatan kedua kepada seseorang yang bersalah, Rasul Barnabas telah mengubah seorang pengecut bermetamorfosis menjadi seorang pahlawan, walaupun ia harus berselisih tajam dengan sahabatnya. Bagaimana dengan prinsip Anda? (DD)

Questions:
1. Pernahkah Anda berselisih tajam dengan sahabat atau saudara Anda?
2. Sikap apa yang pada akhirnya Anda ambil?

Values:
Seperti Sang Raja, kita harus memiliki kesadaran dan keberanian untuk berkorban, bahkan jika itu sepertinya merugikan.

Kingdom’s Quotes:
Para pahlawan tidak pernah lahir dengan sendirinya; pasti ada seseorang yang bertindak sebagai mentor yang mendampinginya.