Jadikan diri kita sebagai pribadi yang menyenangkan hati Tuhan dengan belajar dari Henokh sebagai keturunan ketujuh dari Adam (Kejadian 5:23-24). Henokh hidup bergaul karib dengan Tuhan dan hidupnya menyenangkan Tuhan. Henokh tidak mengalami kematian dan ia diangkat oleh Tuhan di usia 365 tahun.
Prinsip 4M untuk menyenangkan hati Tuhan:
Mengasihi Tuhan dengan Segenap Hati dan Jiwa
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22:37-40)
Mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, artinya dengan pikiran, perasaan dan kehendak kita. Untuk mengasihi Tuhan tidak bisa hanya dengan perasaan saja, karena perasaan sifatnya sangat mudah berubah sesuai dengan situasi di sekitar kita. Selain dengan perasaan, maka kita harus mengasihi Tuhan dengan pikiran dan kehendak, yaitu keputusan dan komitmen kita untuk tetap mengasihi, apapun kondisi yang dihadapi.
Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. (1Yohanes 5:3-4)
Mengasihi Tuhan seharusnya tidak berat, karena ketika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, maka apapun aktivitas yang kita lakukan tidak akan menjadi beban. Ini sama seperti seorang ibu yang mengasihi bayinya, sekalipun ia harus bangun di tengah malam, merawat, menggendong dan menenangkan bayinya sehingga sang ibu kurang tidur. Namun karena kasihnya kepada bayinya maka semua akan dijalaninya dengan sukacita.
Mempercayai Tuhan sebagai Satu-satunya yang Bisa Diandalkan
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)
Iman tidak sama dengan percaya. Percaya sifatnya pasif sedangkan iman sifatnya aktif, yaitu harus ada langkah iman. Langkah iman dimulai dengan mendeklarasikan Firman Tuhan. Kita harus memperkatakan Firman sebagai wujud iman kita, misalnya dengan mengatakan: “Jika Tuhan membuka jalan, maka tidak ada yang bisa menutup”. Dan kita harus hati-hati dengan perkataan kita. Jangan pernah mengucapkan kata-kata yang melemahkan iman kita, karena iman kita tidak mungkin lebih besar dari perkataan kita. Menghadapi kondisi dunia saat ini, maka kita harus mendeklarasikan Tuhan sebagai tempat perlindungan yang dapat diandalkan.
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” (Mazmur 91:1-2)
Mencari Kehendak Tuhan dan Mentaatinya
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, (Kolose 1:9-10).
Sukses di mata manusia adalah pencapaian karir atau prestasi tertentu dalam pendidikan, pekerjaan atau posisi di masyarakat. Namun sukses di mata Tuhan berbeda, yaitu mengetahui kehendak Tuhan dengan tepat dan melakukannya. Karena itu berdoalah agar kita mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Setelah mengetahui kehendak Tuhan, selanjutnya kita harus melakukannya dengan setia. Kesetiaan melakukan kehendak Tuhan bagaikan membangun rumah di atas pondasi batu karang yang kokoh, yang kuat menghadapi berbagai bentuk badai kehidupan.
Mengerti dan Menghidupi Rencana Tuhan
Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. (1 Petrus 3:8-10)
Pahami bagaimana pola kerja Tuhan ketika menghadapi tantangan dan aniaya. Tuhan tidak mau kita membalas orang yang berbuat jahat kepada kita, tetapi sebaliknya kita harus memberkati. Tantangan kehidupan tidaklah mudah, namun untuk melihat hari-hari yang baik di depan kita, maka kita harus menjaga perkataan kita. Saat ini perkataan kita tidak hanya yang keluar dari mulut, tetapi juga melalui jari-jari kita. Berhati-hatilah supaya yang kita ketik di gawai kita adalah kata-kata yang mendatangkan berkat bagi orang lain dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.
Ketika kita mau melakukan prinsip 4M ini, maka apapun tantangan dan persoalan yang kita hadapi, kita akan dimampukan untuk melakukan tindakan yang tepat dan menyenangkan hati Tuhan. Amin. (VW).