POHON KEHIDUPAN
Bacaan Setahun:
Mzm. 54 ,1 Sam. 26-29, Mzm. 138
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. (Amsal 11:24)
Di taman Eden terdapat berbagai macam pohon, namun ada dua pohon yang spesifik, yaitu pohon ‘pengetahuan baik dan buruk’ dan ‘pohon kehidupan’ yang ada di tengah taman. Semua pohon boleh dimakan buahnya, hanya pohon pengetahuan baik dan buruk yang dilarang. Jika dimakan, manusia akan mati.
Pohon pengetahuan melambangkan nilai, tatanan, hukum alam, dan hukum (Taurat) yang bersifat faktual dan logis. Hukum dan fakta menjadi dasar pikiran yang kuat bagi semua keturunan manusia karena Adam telah memakan buah dari pohon pengetahuan. Namun, sebaliknya, spritualitas manusia menjadi mati, dan manusia kehilangan kepekaan rohani. Seharusnya, Adam seharusnya memakan buah dari pohon kehidupan terlebih dahulu secara berkelanjutan sehingga kesadarannya berubah dan memiliki spiritualitas seperti Tuhan.
Saya meyakini bahwa Adam dilarang memakan buah dari pohon pengetahuan karena spritualitasnya belum sempurna atau belum matang. Ketika ia telah dewasa secara spiritual, maka pohon pengetahuan seharusnya tidak mematikan. Hukum Taurat itu baik, tetapi hukum (Taurat) mematikan, sementara Roh (spiritualitas) menghidupkan (2 Korintus 3:6).
Pohon kehidupan melambangkan Kristus, dan setiap kita membutuhkan PERJUMPAAN dengan Kristus. Banyak orang percaya akan adanya Tuhan, tetapi tidak setiap orang memiliki PERJUMPAAN dengan Tuhan. Beberapa orang berusaha menjumpai Tuhan melalui agama, budaya, atau kegiatan sosial, tetapi mereka tidak benar-benar dapat berjumpa dengan Tuhan.
Bahkan di dalam gereja, banyak orang yang secara pribadi tidak mengalami PERJUMPAAN dengan Tuhan. Atau mungkin mereka pernah mengalami PERJUMPAAN dengan Tuhan, namun kemudian berhenti dan tidak lagi mengalami pertumbuhan rohani. Itulah sebabnya pertikaian terjadi di dunia pada umumnya, dan hal yang serupa juga terjadi di dunia gereja. Hal ini disebabkan karena walaupun seseorang belajar firman Tuhan dan memahami Firman Tuhan, jika ia tidak berjumpa dan “mengalami” Tuhan, maka firman Tuhan hanya menjadi pengetahuan belaka, bukan menjadi praktik kehidupan. Bahkan semakin memahami Firman secara pengetahuan, Firman ini hanya membuat seseorang pandai tetapi tidak menghidupkan secara spiritual. Akibatnya, terjadi pertikaian yang tidak pernah selesai. Terbukti banyak doktor teologi yang menjadi agamis atau duniawi, bahkan menjadi ateis dalam praktiknya, mereka tidak lagi berdoa. Terbukti juga beberapa hamba Tuhan kelas dunia mengalami masalah moral.
Oleh karena itu, PERJUMPAAN yang berkelanjutan dengan Tuhan sangatlah penting, karena akan mempengaruhi kehidupan spiritualitas kita. Rohani kita akan hidup, sehingga kita dapat menerapkan kebenaran tanpa paksaan. Seperti Rasul Paulus, kita bisa mengatakan, “Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalamku.”(DD)
Questions:
1. Mengapa manusia dilarang makan buah ‘ pengetahuan’ ?
2. Buah pengetahuan itu melambangkan apa?
Values:
Warga Kerajaan yang dewasa secara rohani, akan bisa melakukan tuntutan hukum Taurat tanpa terpaksa.
Kingdom Quotes:
Makin pandai dan berpengetahuan seseorang akan makin sombong, dan makin mengenal Kristus seseorang makin rendah hati.