POSISI VS RELASI
Bacaan Setahun:
Yeh. 8-11
Why. 6
“Engkau harus menyuruh abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya datang kepadamu, dari tengah-tengah orang Israel, untuk memegang jabatan imam bagi-Ku Harun dan anak-anak Harun, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar. Haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan. (Keluaran 28:1-2)
Tuhan memberikan pengarahan dan menetapkan Harun beserta keluarganya mengenai pelayanannya sebagai Imam besar untuk melakukan tugas-tugas keimaman. Imam adalah seseorang yang bertugas berdiri di hadapan Allah sebagai wakil umat. Imam bertugas membakar kemenyan, mengawasi kaki dian. Seorang imam juga meghakimi kasus-kasus perdata (mis. Bilangan 5:5-31) serta mengajarkan hukum taurat (Nehemia 8:8-9).
Jabatan imam besar Harun teruji ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: “Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.” Seorang Imam besar memiliki legitimasi untuk tidak kompromi dengan umat, tetapi tetap berdiri teguh memegang nilai-nilai kebenaran dan kekudusan. Namun apa yang dilakukan Imam besar Harun? Selaku pemimpin, Harun telah melakukan pengkhianatan yang serius terhadap standar Allah untuk menyenangkan umat yang dilayaninya. Dia menyerah pada tekanan-tekanan dari umat dan melanggar hukum Allah. Sekalipun Harun memiliki posisi tertinggi secara jabatan, sering melihat mujizat dan keajaiban Tuhan, namun Harun tidak memiliki relasi yang sesungguhnya dengan Allah yang dilayaninya. Musa, tidak pernah ditahbiskan untuk memegang jabatan sebagai seorang imam besar, tetapi Musa memiliki relasi yang begitu dekat dengan Tuhan. Bahkan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya (Keluaran 33:11). Hanya doa syafaat Musa yang mampu menyelamatkan bangsa Israel dari murka Allah dan kematian.
Dunia melihat jabatan dan posisi sebagai tolok ukur sebuah kesuksesan, bahkan mereka tidak segan-segan melakukan segala cara demi sebuah posisi. Jangan kiranya nilai-nilai dunia ini masuk ke dalam gereja. Sebagai hamba-hamba Tuhan kita harus membangun relasi dengan Allah yang kita layani. Jangan mengejar sebuah posisi, tetapi miliki relasi dengan Tuhan. Seperti halnya Musa sebagai sahabat karib Allah, Musa sungguh-sungguh berserah kepadaNya dan mampu merasakan hati Allah yang begitu bersedih atas dosa. Musa senantiasa meminta dengan sungguh-sungguh petunjuk Allah sehingga Musa dapat mengenal Tuhan dan tetap mendapat kasih karunia di hadapanNya (Keluaran 33:13). Semakin tinggi posisi yang Tuhan percayakan seharusnya kita semakin dekat dan mengenal Tuhan yang kita layani dan telah memberikan kepercayan untuk melayaniNya. Amin (RSN)
Questions:
1. Apakah posisi kita di dalam pelayanan?
2. Dengan posisi tersebut apakah kita benar-benar memiliki relasi dengan Allah yang kita layani?
Values:
Posisi tertinggi secara jabatan dan seringnya melihat mujizat tidak menjamin seseorang memiliki relasi yang intim dengan Allah yang dilayaninya.
Kingdom Quote:
Semakin tinggi posisi yang Tuhan percayakan seharusnya kita semakin dekat dan jmengenal Tuhan yang kita layani.