Bacaan Setahun:
Ayb. 22-24
Kol. 2
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.”1 Petrus 5:6
Saya percaya ketika Rasul Petrus menuliskan bagian ini (1 Petrus 5:6), merupakan pengalamanya secara pribadi bersama Tuhan Yesus. Rasul Petrus adalah seorang yang tidak berpikir mendalam, suka menurut kata hati dan bertindak cepat sehingga apa yang dia katakan atau lakukan kadang kala tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Ia pernah dengan tegas mengatakan bahwa: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” (Matius 26:33,35). Tapi apa yang terjadi kemudian, ketika Tuhan Yesus ditangkap, Rasul Petrus hanya mengikuti Yesus dari jauh bahkan dihadapan seorang hamba perempuan ia tidak berani mengakui bahwa ia adalah salah seorang dari murid Yesus. Ia sampai berani bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus untuk menutupi ketakutannya.
Dimanakah Petrus yang pernah berkata bahwa ia tidak akan tergoncang imannya? Seekor ayam jantan mengingatkan Petrus akan peringatan Tuhan Yesus sebelumnya, bahwa: “sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Kejadian ini sangat menggoncang iman Rasul Petrus. Ia merasa sangat berdosa telah menyangkal Yesus dan bahwa hidupnya sudah tidak berguna bagi Kerajaan Allah, ia kembali kepada pekerjaannya yang lama sebagai seorang nelayan di danau Galilea. Tetapi Tuhan tahu tujuan Ilahi hidup Petrus, ia tidak saja seorang penjala ikan tetapi sebagai penjala manusia.
Kembali Tuhan dengan kasih-Nya datang kepada rasul Petrus dan mengingatkan pengalaman perjumpaannya dengan Yesus. Kita tidak bisa mengasihi Tuhan dengan Kekuatan kita sendiri, hanya Dia yang mampu menguatkan dan mengokohkan hidup kita. Kepercayaan baru Tuhan berikan kepada Rasul Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya dan hidupnya dipulihkan. Pada akhir hidupnya, Simon Petrus membuktikan seluruh perkataannya setelah Yesus mengangkatnya kembali dan memberikan kepercayaan lebih kepadanya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Dengan setia Simon Petrus melakukan pelayanan sampai masa tuanya di Roma. Di kota Roma ia menjadi martir dengan cara disalibkan terbalik oleh kaisar Nero pada tahun 64- 67 AD.
Rasul Petrus tahu bahwa Allah sangat mengasihi orang yang rendah hati dan Allah adalah sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kita dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, yang akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kita, ketika kita menghadapi tekanan, dianiaya, dan direndahkan. Allah akan memuliakan hidup kita pada waktu-Nya, jangan berhenti untuk melayani-Nya dan mempercayai Dia sepenuhnya. Amin (RSN)
Questions :
1. Bagaimana pengalaman perjumpaan pribadi kita dengan Yesus ?
2. Perubahan hidup apa yang kita alami setelah kita mengenal Yesus secara pribadi?
Values :
Kita tidak bisa mengasihi Tuhan dengan kekuatan kita sendiri, hanya Dia yang mampu menguatkan dan mengokohkan hidup kita untuk bisa mengasihi-Nya.
Jangan pernah meninggikan diri sebab promosi datangnya dari Tuhan sendiri.