PROMOSI | Pdt. Christine Here

Promosi tidak ada yang instan. Semua promosi yang sejati harus melalui proses yang panjang. Kita dapat belajar dari proses yang dialami Mordekhai dan Ester ketika mengalami proses alami yang tidak mudah. Di dalamnya ada pembentukan karakter melalui berbagai pergumulan dan tantangan. Namun ketika setia kepada proses tersebut, mereka menjadi pribadi yang siap menerima promosi dari Tuhan. 

Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. (Ester 2:7)

Mordekhai Berhasil Membentuk Karakter Ester

Ester memiliki karakter yang baik, sehingga mendapat kasih sayang dari Hegai sebagai penjaga para perempuan. (Ester 2:9) Juga Ester mendapat kasih sayang dari semua orang yang melihat dia. (Ester 2:15) Bahkan Ester dikasihi oleh raja lebih dari pada semua perempuan lain (Ester 2:17). Karakter yang baik ini bukan terjadi dengan sendirinya, namun karena dibentuk oleh Mordekhai sebagai ayah angkatnya.

Mordekhai Berkomitmen Menjaga Dan Menjadi Mentor Ester

Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.  Ester (2:11).

Sekalipun hanya sebagai ayah angkat, namun Mordekhai memiliki komitmen yang sungguh untuk menjaga dan menjadi mentor Ester. Sekalipun tampak seolah-olah hanya berjalan-jalan namun sebenarnya ia sedang mendoakan dan mengawasi dengan baik anak angkat yang yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Mordekhai tidak segan mengucapkan kata-kata tegas, memberikan arahan dan mendorong Ester untuk berani membuat keputusan, sekalipun itu dapat membahayakan nyawa Ester. Ketika Haman mengadakan persekongkolan untuk memusnahkan orang Yahudi maka Mordekhai meminta bantuan Ester sekalipun ia tahu segala resiko yang akan dihadapi oleh Ester (Ester 4:13-14).

Sepakat Berdoa Dan Puasa Minta Hikmat Tuhan (Ester 4:15-17)

Karakter takut akan Tuhan yang terbentuk dalam diri Ester, membuatnya mengerti bahwa sekalipun ia berada di posisi yang tinggi, kehidupannya dan kehidupan bangsanya tergantung dalam tangan Tuhan. Sehingga ketika ada tantangan yang berat, maka dengan rendah hati ia berinisiatif mencari Tuhan dengan berpuasa dan mengajak seluruh bangsanya untuk bersama-sama meminta hikmat Tuhan.

Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Ester (4:15-16).

Mordekhai Tulus Tanpa Mengharapkan Upah

Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. Ester (6:1-2).

Saat Mordekhai melakukan segala tugasnya dengan tulus, Tuhan memperhatikan dan bertindak. Tuhan sanggup melakukan perkara-perkara ajaib untuk menyingkapkan tindakan-tindakan kebaikan yang telah dilakukan Mordekhai, sehingga akhirnya ia menerima upah atas perbuatannya. Bahkan Tuhan sanggup mengubah orang yang tadinya mau menjatuhkan kita, justru dipaksa menghormati kita. Sebagaimana yang terjadi atas Haman yang terpaksa menghormati orang yang dibencinya yaitu Mordekhai, bahkan segala tipu muslihat yang sudah Haman rancangkan untuk Mordekhai dapat dibatalkan dan ditimpakan untuk Haman sendiri.

Ester Berani Karena Percaya Tuhan Yang Hebat

Pada masa itu seorang ratu tidak bisa sembarangan menghadap raja. Namun karena keadaan mendesak, dimana orang Yahudi terancam dibinasakan, maka Ester memberanikan diri menghadap raja. Keberanian ini timbul, karena ia percaya bahwa Tuhan Allah Israel yang hebat menyertai dia. Karena keberanian Ester dan imannya kepada Tuhan yang ia sembah, maka ia mendapat kasih karunia raja. Ancaman kebinasaan bagi bangsanya justru diubah Tuhan menjadi kemerdekaan dan kemenangan.

Ester Tidak Lupa Kepada Ayahnya

Ester mendapat promosi, namun ia tidak lupa kepada ayah angkatnya Mordekhai. Ia memberi tahu raja tentang pertaliannya dengan Mordekhai, dengan demikian kedua-duanya mendapat promosi di hadapan raja. Raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu. Karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia, maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman. (Ester 8:1-2).

Kita bersyukur memiliki Tuhan yang hebat, Ia sanggup mengubahkan keadaan seperti membalikkan telapak tangan. Namun kita perlu melakukan bagian kita, yaitu bersedia masuk dalam proses pembentukan-Nya. Nama asli Ester adalah Hadasa yang artinya semak-semak. Ini menggambarkan sesuatu yang tidak berharga dan tidak dihiraukan orang. Namun ketika ia mau dibentuk melalui proses yang panjang dan sukar, maka ia dipromosikan menjadi Ester sebagai gambaran bintangnya Tuhan. Hal yang sama dapat terjadi dalam kehidupan kita, untuk nama Tuhan dipermuliakan. AMIN (VW).