PUASA

PUASA 

Bacaan Setahun: 

Yeh. 40-41 
Why. 19 

Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.” Yesaya 58:6-8

Berpuasa sudah lama dipraktekkan dalam tradisi bangsa Israel. Setelah umat Israel keluar dari Mesir, mulai ada petunjuk untuk melakukan puasa yang dilakukan rutin pada hari-hari tertentu. Berbagai tujuan puasa dapat kita baca di dalam Alkitab: puasa yang dipraktekkan pada hari-hari tertentu dengan maksud mentahirkan diri (Imamat 23:27), puasa yang dilakukan bersamaan dengan permohonan atau doa (Ezra 8:21), ada juga puasa yang dilakukan dalam keadaan berduka seperti saat kematian Raja Saul dan putranya, Yonathan, di medan perang. “Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang” (2 Samuel 1:12).

Berpuasa juga dilakukan Tuhan Yesus saat ia hendak mengawali pelayanan-Nya. Pertanyaannya apakah yang sebenarnya hendak kita capai dengan berpuasa? Banyak orang berpuasa hanya karena kebiasaan ritual agama atau sekedar ikut-ikutan dalam rangka mendukung ‘program’ gereja tempat kita beribadah tanpa tahu dan mengerti konsep berpuasa yang benar. Mereka berkorban fisik dan perasaan dengan menahan lapar, dengan harapan mendapatkan sesuatu. Bahkan ada juga yang menjadikan puasa sebagai ‘senjata ‘ untuk memaksa Tuhan segera mengabulkan keinginan-keinginannya. Orang-orang seperti ini menganggap Tuhan seolah-olah bisa disuap dengan cara demikian. Nabi Yesaya mencela pengertian berpuasa seperti ini, sebagaimana tertulis di dalam ayat bacaan di atas.

Berpuasa berarti tindakan aktif untuk menolong dan meringankan penderitaan orang lain. Jadi, bukan berpusat kepada keinginan diri sendiri, tetapi berpusat kepada kebutuhan orang lain. Dengan berpuasa kita memperhatikan kebutuhan orang lain dan memperkenalkan kuasa dan terang kemuliaan Tuhan.

Dapat kita simpulkan, arti berpuasa yang ditulis oleh Nabi Yesaya bukanlah untuk memaksa Tuhan supaya doa kita dikabulkan, tetapi merupakan sarana membangkitkan kesadaran di dalam batin kita sehingga kita dapat memahami kehendak Tuhan tentang apa yang seharusnya kita kerjakan sesuai dengan kehendak-Nya itu. Dengan demikian, saat sedang berpuasa, kita tidak perlu menunjukkkan kepada siapa pun karena tujuan berpuasa adalah perubahan di dalam hati kita untuk menjadi seturut kehendak-Nya, bukan untuk dinilai orang bahwa kita adalah orang yang rohani. Anda mengerti? (DD)

Questions:
1. Apakah dengan berpuasa kita dapat memaksa Tuhan untuk mengabulkan permohonan kita?
2. Benarkah dengan rajin puasa kita semakin dikenan dan diberkati Tuhan? Jelaskan!

Values:
Sebagai warga Kerajaan sorga, berpuasa bukanlah untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk memahami kehendak Tuhan.

Kingdom Quote:
Berpuasa bukanlah soal menahan nafsu saja, melainkan juga sebuah kesempatan untuk aktif memperhatikan keadaan sekitar kita yang membutuhkan.