RAHASIA PELIPATGANDAAN DALAM ANUGERAH | Pdt. Christine Here

Apa pun yang telah kamu dengar dari aku di depan banyak saksi, percayakan itu kepada orang-orang yang setia, yang juga mampu mengajar orang lain. (II Timotius 2:2)

 

Saudara-saudaraku, apa saja yang kita terima dari pemimpin kita, kakak rohani dan orang tua rohani haruslah diteruskan, dibagikan kepada orang lain lagi sehingga terjadi pelipatgandaan. Untuk itu kita akan bersama-sama belajar dari kehidupan Rut. Rut memperoleh anugerah dan mengalami pelipatgandaan bahkan pelipatgandaan yang bernilai sampai kepada kekekalan. Kita akan sama-sama belajar dari hidup Rut.

Keputusan yang Tidak Populer

Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” Ketika Naomi melihat, bahwa Rut berkeras untuk ikut bersama-sama dengan dia, berhentilah ia berkata-kata kepadanya. (Rut 1:16-18)

 

Jika Rut mengikuti Naomi maka Rut harus meninggalkan keluarganya. Rut bersedia mengikuti Naomi menjadi orang asing dan bahkan rela menderita karena Naomi saat itu tidak punya apa-apa. Rut harus merawat dan menanggung mertuanya. Keputusan Rut sepertinya salah. Kalau kita renungkan, banyak orang yang mengikut Yesus tidak langsung dari Tuhan tetapi melalui kehidupan orang-orang yang menjadi teladan. Rut membuat keputusan untuk mengikuti bangsa Naomi yaitu bangsa Israel. Rut mempercayai Allah Naomi yaitu Allah Israel. Disini kita bisa mengetahui bahwa Rut memiliki ketetapan hati mengikuti Naomi.

Komitmen dan Berintegritas

Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dan sahut Naomi kepadanya: “Pergilah, anakku.” Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (Rut 2:1-3)

Rut memiliki komitmen dan penuh integritas. Rut membuktikan apa yang sudah diucapkannya sebagai janji Rut kepada Naomi. Dalam situasi yang sulit, Rut setia mengikuti Naomi. Rut menjadi orang asing, sebagai janda dan miskin. Rut rela menanggung kehidupan Naomi. Rut sangat rajin memungut sisa-sisa jelai demi menghidupi Naomi. Rut setia menabur kebaikan. Perbuatan baik Rut yang tulus kepada Naomi mertuanya, ternyata diperhatikan oleh orang-orang sekitarnya termasuk Boas. Rut merasa tidak pantas ketika memperoleh anugerah dari Boas. Sama seperti Rut, kita juga sebenarnya tidak “pantas” memperoleh kasih Tuhan Yesus. Tetapi semua hanya karena oleh anugerah Tuhan atas kita. Kita bisa memperoleh keselamatan.

Apa yang Dia Tabur Bernilai Sampai Kekekalan

Rut menabur kebaikan kepada mertuanya, Naomi. Sekalipun Naomi tidak bisa memberikan apa-apa. Mungkin apa yang kita lakukan tidak diperhatikan dan tidak dihargai orang. Jangan kecewa! Menaburlah kebaikan! Dalam segala keadaan tetaplah menabur kebaikan bagi orang-orang di sekeliling kita. Mari kita belajar dari Rut yang setia dan sampai akhirnya Rut menuai nama Rut disebut dalam garis keturunan Yesus Kristus sampai kepada kekekalan, seperti tertulis di dalam Matius 1:5-6 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria.

 

Akhirnya saudara-saudara, kita bisa belajar “Rahasia multiplikasi dalam hidup Rut” yaitu:

Rut menabur kebaikan hati.

Setialah menabur kebaikan dalam situasi apapun. Kelak kita akan menuai dari Tuhan apa yang sudah kita tabur.

Tidak lelah untuk tetap setia.

Janganlah lelah menabur kebaikan sekalipun banyak kesulitan dan tantangan dalam hidup kita. Tetaplah setia, percayalah mata Tuhan melihat apa yang kita lakukan.

Rut menuai berlipat kali ganda yang bernilai sampai kekekalan.

Sampai saatnya kita akan menuai berlipat kali ganda dari apa yang sudah kita tabur. Kita bahkan bisa menuai sampai dengan bernilai kekekalan.

Marilah kita setia menabur kebaikan sekalipun penuh dalam kesulitan, kesusahan dan menderita, sampai waktu-Nya kita akan menuai dari Tuhan. Haleluya. Tuhan Yesus memberkati. (RJ)