REINNOVATE (BERINOVASI KEMBALI) | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (MATIUS 25:23)

Memasuki bulan yang baru dengan tema REINNOVATE (berinovasi kembali) kita belajar bahwa berinovasi kembali adalah kita melakukan perubahan yang baru dengan ide-ide dan kreativitas yang baru sehingga hidup kita mampu memberikan solusi dan jawaban dimanapun kita ditempatkan dalam 7 pilar kehidupan yaitu seni, entertainment, bisnis, gereja, lingkungan, pendidikan, keluarga dan pemerintahan. Tuhan merindukan bahwa kita berinovasi kembali dengan nilai-nilai dan cara-cara yang berbobot dalam seluruh aspek hidup kita baik secara kerohanian, karakter, kesehatan, keluarga, karier, komunitas maupun financial.

Tuhan Yesus tidak datang untuk membangun kembali hidup kita atau memperbaiki retakan-retakan yang ada melainkan untuk memberikan kehidupan yang baru bagi kita, karena Tuhan adalah Sang Pencipta. Dalam diri kita ada DNA Tuhan yang memberikan otoritas bagi kita untuk menciptakan inovasi-inovasi yang baru dan berbobot dalam hidup kita.

Dalam Matius 25:14-30 perumpamaan tentang talenta, diceritakan bagaimana seorang tuan yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu. Segera sesudah menerima talenta, hamba yang menerima lima talenta itu segera pergi dan menjalankan uang tersebut sehingga ia beroleh laba lima talenta. Juga hamba yang menerima dua talenta segera pergi dan menjalankan uang tersebut sehingga beroleh laba dua talenta. Namun, hamba yang menerima satu talenta pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yag beroleh lima talenta mampu berinovasi sehingga menghasilkan laba lima talenta, hamba yang beroleh dua talenta juga berlaba dua talenta, tetapi hamba yang menerima satu talenta justru mengubur talenta itu dalam tanah dan tidak berinovasi dengan talenta itu.

Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada kita bagaimana kita dapat berinovasi kembali atas setiap talenta yang Tuhan berikan. Tuhan memberikan talenta kepada kita menurut kesanggupan dan kapasitas yang kita miliki. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat berinovasi kembali adalah:

SELESAI DENGAN DIRI SENDIRI.

(24) Kini datanglah juga hamba yang MENERIMA SATU TALENTA itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah MANUSIA YANG KEJAM yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. (25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (MATIUS 25:24-25)

Seseorang yang tidak berinovasi selalu menyalahkan orang lain, jika kita belum selesai dengan diri sendiri kita tidak akan bisa berdamai dengan orang lain. Hal ini menimbulkan pesepsi yang keliru dan menghasilkan tindakan yang keliru juga. Hamba ini beranggapan bahwa tuannya adalah manusia yang kejam. Tidak mungkin kita bisa memiliki ide-ide yang baru dan berbobot jika persepsi kita masih keliru. Hamba ini juga tidak memahami maksud tuanya memberikan satu talenta kepadanya.

Tuhan tidak melihat kemampuan, skill, kecerdasan ataupun keahlian yang kita miliki melainkan kesetiaan kita terhadap perkara yang kecil, sebab barangsiapa setia dengan perkara kecil akan diberikan tanggung jawab dalam perkara yang besar. Hamba yang diberikan satu talenta mengubur talenta itu karena ia tidak berani menghadapi tantangan dalam hidupnya.

Jadi orang yang selesai dengan diri sendiri akan berdamai dengan diri sendiri dan selalu mengembangkan talentanya melalui pengembangan kecerdasannya (IQ-Intelligence Quotient), mampu mengelola emosinya (EQ-Emotional Quotient), mampu menghadapi kesulitan dan tantangan (AQ-Adversity Quotient), memiliki kreativitas (CQ-Creativiy Quotient), mampu mengelola apa yang dipercayakan (FQ-Financial Quotient) dan terpenting dari semuanya itu ia juga memiliki kecerdasan secara spiritual (SQ-Spiritual Quotient).

MENGUTAMAKAN PENGEMBANGAN TALENTA, BARU JUMLAH TALENTA.

Pujian yang sama diberikan kepada hamba yang dipercayakan lima dan dua talenta. Engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Mereka juga mendapatkan reward yang sama yaitu masuk dalam kebahagiaan tuannya. Jadi tanggung jawab mengenai talenta tidak pernah berubah, bukan soal jumlah talenta yang dimiliki, tetapi bagaimana fokus untuk mengembangkan talenta tersebut. Kita harus mengutamakan pengembangan talenta yang dipercayakan kepada kita janganlah kita berfokus pada jumlah talenta yang kita miliki. Hamba yang beroleh satu talenta terjerat pada jumlah talenta yang dia miliki sehingga tidak berani berinovasi terhadap talenta yang dipercayakan itu.Ketika kita fokus pada pengembangan talenta maka hidup kita akan mampu peduli kepada orang lain menjadi berkat.

MILIKI KEMAUAN UNTUK BELAJAR DAN BERANI BERLATIH.

(26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang JAHAT DAN MALAS, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (MATIUS 25:26)

Tuan yang mempercayakan talenta itu berkata bahwa hamba yang menerima satu talenta  adalah hamba yang jahat dan malas. Oleh sebab itu jika kita rindu untuk berinovasi kembali kita harus memiliki kemauan untuk belajar, berani berlatih dan bertindak dalam segala hal. Banyak hal-hal yang kita kembangkan jika kita mau mempraktekkan setiap apa yang sudah kita terima melalui firman Tuhan, seminar-seminar ataupun ibadah-ibadah yang kita ikuti. Hidup ini adalah belajar dan belajar adalah menjadi berkat. Banyak potensi yang kita miliki, tetapi yang menghalangi kita  untuk belajar adalah kurangnya keberanian untuk berlatih.

SABAR DALAM MENJALANI PROSESNYA.

Orang yang sabar dalam menjalani proses-Nya akan selalu bersyukur dan berani menunggu waktunya Tuhan serta percaya dengan kasih Tuhan. Orang yang berbahagia bukanlah orang yang  hebat dalam segala hal, tetapi orang yang mampu menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan mengucap syukur. Sekalipun dipercaya satu talenta, tetaplah berinovasi dan mengucap syukur.

Miliki keputusan hari ini untuk terus berinovasi kembali atas segala sesuatu yang telah Tuhan percayakan dalam hidup kita dan mengucap syukurlah. Tuhan Yesus memberkati. (RCH)