REKONSILIASI
Bacaan Setahun:
Mat. 5:1-20 ,Kel. 28:1-29:46, Amsal 13
“Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” (Efesus 5:21)
Cerita tentang paku yang tertancap di pagar dalam renungan awal tahun ini begitu inspiratif dan mengingatkan kita tentang perlunya berhati-hati menjaga perkataan agar apa yang keluar dari mulut tidak sampai melukai orang lain atau bahkan meninggalkan bekas yang sulit dihilangkan. Kita perlu senantiasa meminta pertolongan Roh Kudus yang memberi hikmat dalam berkata-kata agar mulut kita tidak menjadi seperti tikaman pedang, namun dapat mendatangkan kesembuhan (Amsal 12:18), karena tidak seorang pun berkuasa menjinakkan lidah (Yakobus 3:8). Tindakan dan perlakuan yang tidak selayaknya diterima juga dapat menimbulkan kepahitan dan luka yang menghalangi berkat dan pengembangan potensi diri seseorang.
Menanggapi panggilan mempersiapkan jalan lurus bagi Allah kita, maka hati yang terluka karena cemeti lidah dan akibat perilaku yang salah sangat memerlukan restorasi dan rekonsiliasi, agar damai sejahtera dan suka cita didapatkan kembali. Namun rekonsiliasi tidak hanya berarti mengampuni dan menyatukan kembali apa yang sudah terpisah, tetapi juga pemulihan hubungan dan kepercayaan. Kisah Esau dan Yakub bisa menjadi salah satu contoh cerita dalam Alkitab yang memberi pelajaran berharga tentang rekonsiliasi ketika Esau dalam geramnya berikhtiar membunuh Yakub setelah adiknya merampas hak kesulungannya (Kejadian 27:41). Tindakan dan langkah rekonsiliasi yang diambil Yakub menunjukkan kerendahan hati mau menyadari kesalahannya dan pengampunan tulus dari Esau.
Ketika kita mempelajari kisah kedua putra Ishak ini, ada beberapa langkah penting yang diambil Yakub yang bisa kita terapkan dalam memulihkan hubungan dan membangun kembali kepercayaan, sehingga kesembuhan ilahi dan damai sejahera terjadi. Berkat rekonsiliasi ini diperlukan untuk menguatkan tubuh Kristus ketika menyambut kedatangan-Nya.
Pertama, Yakub menyadari dan berani mengakui kesalahan menipu kakaknya. Pemulihan terjadi ketika ada pengakuan dan kemauan bertanggungjawab atas tindakan yang salah, dan Yakub berinisiatif memulihkan hubungannya dengan Esau. Kedua, rekonsiliasi memerlukan kerendahan hati dan ketulusan mengupayakan perdamaian. Yakub mengirimkan banyak hadiah, bersujud sampai ke tanah tujuh kali dan menyebut Esau “tuanku” (Kejadian 33:3, 8). Ketiga, pemulihan sejati memerlukan bukti perubahan hati yang tulus. Yakub sungguh menyesal atas tindakannya dan berniat memperbaikinya dengan memberikan banyak persembahan sebagai restitusi (Kejadian 32:20). Di musim membersihkan jalan hati bagi Allah, kita perlu pemulihan hubungan, pengampunan dan rekonsiliasi; ketiganya memerlukan kerendahan hati dan ketulusan ketika mengupayakannya. (YL)
Questions:
1. Mengapa kepahitan yang diakibatkan karena cemeti lidah dapat menghalangi berkat seseorang?
2. Langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengupayakan rekonsiliasi?
Values:
Pemulihan hubungan diawali dengan pengakuan dan pengampunan
Kingdom’s Quotes:
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya.” (Roma 4:7)