RENUNGAN DI HARI ULANG TAHUN

Bacaan Setahun:
Yer. 38-40
Ibr. 12

“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.” Matius 25:14

Bagi saya bulan Oktober adalah bulan yang sangat menyenangkan, karena banyak orang-orang yang saya kasihi berulang tahun di bulan Oktober. Seperti kebiasaan kita pada umumnya, tentu saya akan turut dalam kebahagiaan perayaan ulang tahun dengan rasa syukur bahwa Tuhan telah menambahkan lagi satu tahun dalam kehidupan mereka. Tapi ada juga kawan saya yang justru tidak mau merayakan ulang tahun, sebab baginya ulang tahun adalah tanda berkurangnya waktu dalam hidupnya selama di bumi ini. Saya tidak ingin mempermasalahkan apakah seseorang boleh atau tidak merayakan ulang tahunnya, namun bagi saya yang paling penting adalah apa yang harus kita maknai dari kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita selama di bumi ini.
Dalam Matius 25:14-30, Tuhan Yesus sedang menjelaskan hubungan kita dengan Kerajaan Sorga, sebagaimana hamba-hamba dari seorang tuan yang sedang pergi ke luar negeri. Persis seperti keadaan orang Kristen setelah Tuhan Yesus secara fisik meninggalkan bumi dan naik ke sorga (Kisah Para Rasul 1:9). Sebagai seorang Raja, maka Tuhan Yesus mempercayakan hartanya (huparchonta: kepemilikan, barang-barang, kekayaan) kepada kita, para hamba-Nya, yang seorang lima talenta, yang lain dua telanta, dan ada juga yang hanya satu talenta, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Artinya, saya dan Anda sebagai para hamba Kristus sama-sama dipercayakan suatu harta milik-Nya, untuk dijalankan/dikembangkan demi keuntungan dan kepentingan sang pemilik, yakni Kristus.
Talenta (talanton) bukan hanya berbicara mengenai uang, tapi juga termasuk seluruh bakat, kemampuan, keberadaan fisik tubuh, keahlian serta pengetahuan, bahkan koneksi dan pengalaman, yang Tuhan ijinkan kita miliki dalam hidup kita. Semuanya itu tidak ada yang dapat kita miliki tanpa seijin dan kehendak Tuhan. Namun sering tidak kita sadari, bahkan kita menganggapnya sebagai hasil usaha dan jerih payah kita sendiri, sehingga talenta yang kita miliki hanya digunakan untuk memuaskan keinginan pribadi kita, atau bahkan disalahgunakan untuk tujuan yang jahat. Yang paling parah adalah kita memendam talenta tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna sehingga tidak perlu dikembangkan.
Tuhan Yesus secara gamblang menggambarkan bahwa Ia, Sang Pemilik talenta itu, akan datang kembali untuk mengadakan perhitungan atas talenta yang sudah Ia percayakan kepada masing-masing dari kita. Jika kita berhasil memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan demi kepentingan dan keuntungan Tuhan, maka kita akan disebut sebagai hamba yang baik dan setia, serta diberikan tanggung jawab yang lebih besar dan beroleh kesempatan untuk menikmati kebahagiaan bersama Tuhan. Sedangkan jika kita tidak mau mengembangkan talenta yang Tuhan telah berikan, maka kita akan disebut sebagai hamba yang malas, lalu talenta itu akhirnya diambil kembali dari kita, dan kita akan menerima hukuman.
Pilihan yang besar sedang diperhadapkan pada kita semua, khususnya yang sedang berulang tahun di bulan ini. Apakah kita kelak ingin disebut Tuhan sebagai hamba yang baik dan setia, ataukah hamba yang malas? Gunakanlah waktu yang ada selama masih diberikan kesempatan oleh Tuhan Sang Empunya talenta. Selamat ulang tahun! Tuhan Yesus memberkati. (YMH)

Questions :
1. Apakah Anda mengetahui talenta-talenta apa saja yang Tuhan telah berikan dalam hidup Anda?
2. Sudahkah Anda menjalankan dan mengembangkan talenta-talenta tersebut?

Values :
Setiap warga Kerajaan Allah menerima setidak-tidaknya satu talenta dari Sang Raja untuk dijalankan dan dikembangkan.

“Your talent is God’s gift to you. What you do with it is your gift back to God” (Leo Buscaglia)