REPRODUCE (MENGHASILKAN KEMBALI) | Pdt. Eluzai Frengky Utana

Produk dari Gereja adalah bilangan murid, karena amanat agung Tuhan Yesus menegaskan bahwa tugas gereja adalah pergi menjadikan semua bangsa murid Kristus dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus serta mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah Tuhan perintahkan (Matius 28:19-20). Namun yang perlu kita garis bawahi adalah dasar pemuridan itu sendiri adalah perintah agung  Tuhan Yesus yaitu supaya kita saling mengasihi; sama seperti Tuhan telah mengasihi kita demikian pula kita harus saling mengasihi, dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kita ini adalah murid-murid Kristus (Yohanes 13:34-35). Jadi perintah agung harus mendahului dan mendasari amanat agung.

Gereja akan disebut gagal jika gereja berhenti menghasilkan murid. Untuk menghasilkan murid kita harus mau dimuridkan terlebih dahulu. Dari murid-murid itulah akan lahir pelayan-pelayan Tuhan, pemimpin-pemimpin dan bapa-bapa rohani serta mentor-mentor yang akan menghasilkan kembali (reproduce) murid dan murid.

Gereja yang dewasa dan berdampak adalah gereja yang terus menghasilkan kembali murid-murid sejati. Pemuridan yang berhasil adalah pemuridan yang berkesinambungan sampai kepada 4 generasi. Kita tidak boleh takjub dan berhenti dengan pencapaian jumlah jemaat yang besar, bangunan yang megah dan fasilitas yang lengkap serta menganggap semua pencapaian itu sebagai sebuah warisan. Semua itu barulah permulaan untuk kita memberikan legasi kepada generasi demi generasi untuk terus bergerak di dalam pemuridan.

Dalam praktek pemuridan akan dijumpai hambatan-hambatan (barriers) dan tantangan (challenges). Tuhan Yesus juga mengalami di dalam pelayanan-Nya dimana waktu itu banyak murid-murid-Nya yang  mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:60-66).

(60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”  (61) Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? … (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (YOHANES 6:60-61; 66)

Hambatan (barriers) adalah hal-hal yang muncul dari dalam diri kita yang menjadi penghalang kemajuan. Hambatan terbesar di dalam pemuridan adalah paradigma yang tidak berubah. Ketika paradigma kita tidak berubah maka pola pikir itu hanya akan menghasilkan hal-hal berikut:

HANYA MEMENTINGKAN TAMPILAN / LUARNYA SAJA.

Orang hanya akan mementingkan kuasa, keuntungan dan kesenangan. Ketika dimuridkan mereka hanya mencari berkat-berkat secara jasmani dan berpikir untung rugi. Pemuridan yang sejati adalah perubahan hidup dari dalam diri kita yang selaras dengan kebenaran Firman Tuhan dan kehidupan Kristus serta bergerak dalam kuasa Kristus yang ada di dalam kita.

TIDAK BERANI MENJALANI PROSES.

Tidak ada pemuridan yang dihasilkan tanpa proses. Kita harus siap menjalani setiap proses dalam pemuridan dengan membangun wadah dan mempersiapkan kapasitas serta terus berlatih dan mempraktekkan apa yang telah kita pelajari hari demi hari sehingga kita bergerak dari event kepada proses.

MENCARI FENOMENA – FENOMENA.

Dalam pemuridan kebanyakan orang hanya mencari sensasi/manifestasi melalui  nubuatan dan minta didoakan. Ambil keputusan bahwa kita dimuridkan karena kita mau mencari perkenanan Tuhan dan sadar bahwa Tuhan punya rencana yang hebat kepada setiap kita.

MUDAH DIPENGARUHI OLEH KEADAAN.

Murid sejati tidak akan mudah dipengaruhi oleh keadaan. Ia akan senantiasa bergairah melayani Tuhan, tidak dipengaruhi oleh besar-kecilnya bentuk pelayanan yang dilakukan, tetap disiplin dan tidak kuatir. Orang yang kuatir adalah orang yang berpikir akan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jadi ketika hambatan muncul berfikirlah bahwa bersama Tuhan pasti ada mujizat dan keajaiban.

PEPERANGAN ROH.

Waktu kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat maka Roh Allah ada dalam hidup kita,  di luar kita akan tetap ada roh-roh dari kuasa kegelapan yang terus mengintimidasi kita karena hidup yang sesungguhnya adalah peperangan melawan kuasa kegelapan dan penguasa-penguasa di udara. Peperangan bukan lagi bergumul untuk memperoleh kemenangan tetapi perang untuk memperoleh posisi bahwa kita lebih dari pemenang. Yakinlah bahwa Tuhan yang ada di dalam kita lebih besar dari masalah dan hambatan kita.

 

Selain hambatan, kita juga akan menghadapi tantangan di dalam pemuridan. Tantangan (challenges) adalah hal-hal dari luar yang mempengaruhi kita yang dapat  memacu kita semakin maju atau justru membuat kita menyerah dan semakin mundur. Tantangan di dalam pemuridan yang membuat kita mundur adalah:

TAKUT KEHILANGAN

Dalam menghasilkan murid-murid dibutuhkan kesabaran dan kegigihan menghadapi berbagai tipe orang. Akan ada banyak waktu, tenaga dan harta yang harus kita investasikan sehingga pemuridan berjalan dengan baik. Banyak orang yang berhenti menghasilkan murid karena mereka takut kehilangan waktu, tenaga dan harta.

DISALAH MENGERTI

Di dalam proses pemuridan apa yang kita kerjakan tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Sekalipun yang kita kerjakan sudah sesuai dengan kebenaran Firman ada suatu keadaan dimana lingkungan sekitar kita bahkan anggota keluarga kita menyalah artikan apa yang sudah kita buat.

Tuhan Yesus diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Kita bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kita anak, maka kita juga adalah ahli-ahli waris oleh Allah. Jadi jika kita mengerti bahwa status kita adalah anak dan ahli-ahli waris oleh Allah maka tantangan apapun di depan kita selalu ada solusi dan kita tetap taat untuk menghasilkan kembali murid-murid. Kita tidak lagi takut kehilangan dan disalah mengerti.

TIDAK SELALU BERBUAH

Dalam pemuridan apa yang kita kerjakan tidak selalu menghasilkan buah, tetapi kita harus tetap percaya bahwa Tuhan itu baik. Sebab dimana ada hal-hal buruk terjadi di sekeliling kita di situ ada kuasa Tuhan yang sedang  bekerja untuk kita bisa tetap menikmati kebaikan-Nya.

Apapun hambatan dan tantangan yang kita hadapi, biarlah semua itu tidak menghalangi kita untuk terus menghasilkan kembali murid dan murid. Kita tidak boleh putus asa dan mundur sebab di dalam Tuhan senantiasa ada solusi dan kekuatan untuk kita menghadapi dan tetap bergairah melakukan pemuridan. Tuhan Yesus memberkati. (RCH).