RESHAPED (Dibentuk Kembali) | Pdt. Thomas Tanudharma

Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?”Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (ROMA9:20-21)

Kita harus sadar bahwa hidup kita hanya seperti tanah liat, tanah liat tidak berarti dan tidak ada harganya jika tidak mengalami proses pembentukan. Tanah liat akan hanya menjadi tanah liat jika tidak dipisah dengan tanah liat yang lain. Tanah liat yang telah dipisahkan akan mengalami proses oleh tukang periuk saat berada di meja pelarikan. Proses di meja pelarikan bergerak berputar tetapi tidak beranjak ke mana-mana. Hidup kitapun kadang seperti di meja pelarikan, sepertinya repot dan banyak kesibukan tetapi kita tidak merasakan sesuatu yang signifikan. Jangan berkecil hati dan putus asa, karena selama tanah liat itu ada di meja pelarikan ia sedang dibentuk untuk menjadi indah. Setelah terbentukpun tidak berhenti sampai disana, ia harus masuk ke dalam pembakaran yang tentunya sangat tidak mengenakkan, tetapi sang penjunan akan menjaga temperatur panas sehingga apa yang telah dikerjakannya itu tidak sampai hangus terbakar melainkan menjadi sebuah bejana yang indah.

Pada waktu dibentuk tidak selamanya berjalan dengan mulus, bisa saja rusak atau kurang baik karena kehendak bebas yang kita salah gunakan, namun apabila bejana yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu akan mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. Apapun kegagalan yang kita alami saat ini, jika hidup kita masih berada pada tangan tukang periuk pasti ia akan mengerjakannya kembali sehingga hidup kita menjadi lebih indah.

Tujuan hidup kita dibentuk kembali adalah agar kita:

Mampu MELIHAT dengan benar.

Kisah dua belas pengintai dalam Bilangan 13:30-33 mengajarkan bahwa cara melihat sesuatu akan menentukan apa yang akan kita raih dan peroleh dalan hidup ini. Kedua belas pengintai itu sama-sama melihat keadaan dan situasi tanah perjanjian, tetapi hanya dua orang saja yaitu Yosua dan Kaleb yang mampu melihat dengan cara yang benar. Yosua dan Kaleb mampu melihat kesempatan di balik setiap ancaman karena mereka percaya akan janji-janji Tuhan. Mungkin kita tidak bisa mengatur keadaan dan situasi namun kita bisa mengatur cara pandang kita terhadap persoalan. Cara kita memandang persoalan akan menentukan apakah kita akan masuk ke dalam tanah perjanjian atau tidak.

Mampu MENDENGAR dengan benar.

Kisah dalam Yohanes 4:31-35 mengajarkan bagaimana murid-murid Tuhan Yesus mendengar dengan cara yang salah. Selepas pelayanan murid-murid datang kepada Yesus dan menawarkan makanan, tetapi Yesus menjawab: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Murid-murid masih berfikir bahwa yang Yesus maksudkan adalah makanan secara jasmani, tetapi bagi Yesus makanan-Nya  ialah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Yesus ke dunia dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Demikian juga dalam hidup kita, jika cara mendengar kita tidak dibentuk kembali maka kita akan salah menerjemahkan Firman Tuhan sehingga kita tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita hoax yang ada di sekeliling kita.

Mampu BERPIKIR dengan benar.

Melihat dan mendengar adalah gerbang masuknya informasi ke dalam hidup kita. Apa yang kita lihat dan dengar akan kita olah dalam pikiran. Seseorang yang dipenuhi oleh pikiran yang negatif akan cenderung bersungut-sungut, marah, dendam dan mudah putus asa namun orang yang mampu berfikir dengan benar akan mudah menerima masukan dan nasehat. Oleh sebab itu kita harus menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (2 Korintus 10:5) sehingga hidup kita dipenuhi dengan damai sejahtera, sukacita, ucapan syukur dan kebahagiaan.

Mampu MEMBERI PENILAIAN dengan benar.

Penilaian yang kita berikan tidak terlepas dari nilai-nilai hidup yang kita miliki dan kita bangun sehari-hari. Nilai yang kita bangun atas diri kita akan menentukan seberapa besar orang lain menilai kita. Hidup kita dipentuk kembali agar kita mampu menghidupi nilai-nilai L.I.G.H.T (Love, Integrity, Generosity, Humility, Truth) dalam kehidupan sehari-hari.

Mampu MENGAMBIL KEPUTUSAN dengan benar.

Sembilan puluh persen masalah dalam hidup kita disebabkan oleh keputusan-keputusan yang salah. Oleh sebab itu kita harus memperbarui kembali hidup kita dan menyelaraskannya dengan kehendak Tuhan sehingga kita mampu mengambil suatu keputusan yang benar sebab bukan kehendak kita melainkan kehendak Tuhanlah yang terjadi.

Mampu BERTINDAK dengan benar.

Setiap keputusan yang telah diambil hanya akan menjadi sebuah wacana jika tidak dilakukan tindakan. Dan kita akan mampu bertindak dengan benar jika kita telah mengambil keputusan dengan benar. Seringkali seseorang ragu-ragu dalam bertindak, oleh sebab itu pembaharuan kembali dalam hidup kita akan memampukan kita bertindak dengan benar, bukan dari kata orang tetapi berdasarkan kebenaran Firman Tuhan yang kita hidupi.

Mampu BERSIKAP dengan benar.

Setiap tindakan yang kita lakukan akan membawa sebuah resiko. Jika kita telah diperbaharui kembali maka kita akan mampu bersikap dengan benar atas segala resiko yang kita hadapi. Sekalipun gagal kita akan tetap bersikap dengan benar untuk bangkit kembali.

Saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, saat itulah kita sedang melepaskan hak atas hidup ini karena hidup yang kita hidupi sekarang bukan kita lagi melainkan Kristus yang telah hidup di dalam kita. Jika hidup kita seperti tanah liat maka Tuhanlah Sang Penjunan yang memiliki hak untuk membentuk kita menurut apa yang baik di pemandangannya guna suatu tujuan yang mulia bagi kemuliaan nama-Nya. Tuhan akan membentuk kembali hidup kita sehingga kita mampu melakukan ketujuh hal di atas dengan benar. Amin.(RCH).