Di dalam perumpamaan tentang anak yang hilang di Lukas 14:11-31, anak tersebut membuat keputusan untuk pulang. Artinya ia bersedia untuk dibentuk kembali. Ketika seseorang bersedia untuk dibentuk kembali, maka hidupnya dipulihkan dan pada akhirnya ia akan hidup dalam tujuan Tuhan yang semula.
KEHENDAK BEBAS YANG DISALAHGUNAKAN AKAN
MENGHANCURKAN PEMBENTUKAN TUHAN.
Sang bapa memberikan warisan kepada anaknya karena ia paham dan menghargai kehendak bebas anaknya. Kitapun memiliki status yang sama sebagai anak di hadapan Bapa sorgawi, dan Ia menghargai kehendak bebas kita. Namun kehendak bebas yang disalahgunakan akan menghancurkan pembentukan Tuhan dalam kehidupan kita.
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (GALATIA 4:5)
Sebagai anak dari Bapa sorgawi, maka kita seharusnya memiliki DNA yang sama dengan Bapa. Bapa adalah pribadi yang kudus, maka kitapun seharusnya hidup kudus. Tidak ada perceraian, korupsi, tidak membayar pajak atau tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan Orang yang memiliki identitas yang benar sebagai anak Bapa, akan memiliki cara berpikir yang benar. Cara berpikir yang benar akan menghasilkan gaya hidup dan kebiasaan yang benar. Dan seseorang yang memiliki identitas yang benar akan bersedia untuk menjalani pembentukan kembali.
PROSES PEMBENTUKAN KEMBALI ADALAH
UNTUK KITA KEMBALI PADA TUJUAN TUHAN YANG SEMULA.
Hal-hal yang harus kita latih agar kita bisa mengalami pembentukan kembali (RESHAPED) adalah:
1. KESADARAN AKAN BAPA YANG SEMPURNA.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa
(LUKAS 15:17-18).
Anak bungsu kemudian menyadari bahwa ia memiliki Bapa yang sempurna, sebagai sumber bagi semua kebutuhan hidupnya, sumber perlindungan dari segala bahaya, serta sumber penyediaan yang selalu baru setiap hari dan tanpa batas waktu.
2. KESADARAN PENUH DISERTAI KEPUTUSAN DAN TINDAKAN UNTUK DATANG KEPADA TUHAN.
Tuhan sanggup mengambil alih segala kekecewaan, sakit hati dan kesempatan-kesempatan yang terbuang. Panjang umur tidak hanya tentang bertambahnya usia, tetapi sejauh mana kehidupan kita berdampak positif bagi orang lain. Karena itu kita harus membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk datang kepada Tuhan dan mengizinkan-Nya mengambil alih segala kegagalan kita dan menggantikannya dengan permulaan yang baru sehingga hidup kita mengalami pembentukan kembali.
3. MEMOHON PENGAMPUNAN
Kita akan mengalami pengampunan atas dosa dan kesalahan kita saat kita mau mengampuni kesalahan orang lain. Pengampunan membuka pintu-pintu yang terkunci untuk membebaskan seseorang. Seseorang tersebut adalah diri kita sendiri. Sebaliknya ketika kita tidak mau mengampuni, maka kita menjadikan diri kita seorang tahanan dan terbelenggu atas dosa yang kita lakukan. Untuk mengalami pemulihan, kita harus mau dibentuk dengan memohonkan pengampunan bagi diri kita dan juga bagi orang lain yang melakukan kesalahan kepada kita.
4. PENYERAHAN HAK SEPENUHNYA KEPADA KEDAULATAN TUHAN
aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa (LUKAS 15:19).
Anak bungsu tidak mengerti bahwa status anak tidak akan hilang sekalipun ia melakukan kesalahan. Namun ia menunjukkan kesungguhannya untuk bertobat, dan ia tidak menuntut upah, jabatan, atau posisi apapun. Dari sikap ini kita belajar tentang ‘penyerahan hak sepenuhnya kepada kedaulatan Tuhan’. Yesus mengambil kejahatan kita dan membawanya ke kayu salib, dan Ia membayar harga untuk dosa kita sehingga kita dimampukan untuk menang atas dosa. Penyerahan hak artinya Tuhanlah yang memiliki hak penuh dan kita tidak lagi memiliki hak atas hidup kita. Kita tidak menuntut apa yang kita mau, tetapi memiliki sikap penyerahan total kepada Dia.
5. MEMILIKI KEMAUAN DAN SEMANGAT UNTUK DIBENTUK KEMBALI
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. (LUKAS 15:20-21)
Kehidupan tanpa semangat dan gairah adalah kehidupan yang tidak berarti untuk dihidupi. Jika saat ini kehidupan kita seperti di kandang babi, tinggalkan kandang itu. Tinggalkan sikap mental pengemis, karena kita adalah anak yang akan mengalami penggenapan janji Allah dalam hidup kita. Bapa pasti menyambut, merangkul dan mencium kita, bahkan menyediakan lembu tambun untuk kita. Jubah kekudusan diberikan, cincin otoritas dikembalikan, kasut dikenakan sebagai tanda bahwa status sebagai anak dipulihkan. Inilah janji Tuhan bagi hidup kita, yaitu ketika kita mau datang kepada Bapa untuk dibentuk kembali. AMIN. (VW).