RESHAPING (Pembentukan Kembali) | Pdt. Dr. Nus Reimas

Hidup adalah sebuah proses di dalam perjalanan singkat sejak kelahiran hingga kematian. di dalam waktu yang singkat ini ada 3 dimensi kehidupan yaitu hidup adalah ujian, kepercayaan yang Tuhan berikan dan penugasan sementara dari Tuhan. Oleh sebab itu dalam singkatnya waktu kita, harus ada sesuatu yang bernilai yang kita buat dalam hidup ini. Proses ini menjadi bermakna dan bernilai jika kita menjalaninya bersama dengan Yesus. Persoalannya adalah apakah kita sungguh-sungguh mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus?

Dalam 1 Korintus 2 :14 – 3:3 ada tiga jenis orang:

1. Orang Duniawi

2. Orang Kristen Rohani

3. Orang Kristen yang hidup dalam tabiat duniawi

Orang Kristen rohani akan melewati tiga tahap yang penting dalam hidupnya yaitu Justification (dibenarkan), Sanctification (dikuduskan) dan Glorification (dimuliakan). Ketika kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat serta sungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa kita maka hidup kita sudah dibenarkan dan dimuliakan-Nya, tetapi proses Sanctification akan berlangsung seumur hidup untuk dibentuk kembali oleh Tuhan. Saat menjalaninya, kadang kita tidak mengerti. Kita hanya perlu percaya dan taat. Sadarilah bahwa kita bukan siapa-siapa (I am nobody).

Bagaimana kita bisa menjalani proses Sanctification seumur hidup?

Berdiri Teguh di dalam Tuhan, The Best until the End

Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
(FILIPI 4:1)

Serahkan diri ke dalam tangan Tuhan dan ikuti tuntunan-Nya setiap hari. Hidup yang diserahkan penuh akan dikuduskan dan dipakai oleh Tuhan sampai akhir. Untuk tetap berdiri teguh di dalam Tuhan, sediakan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan berbicara kepada kita, dan juga kita berbicara dengan Tuhan. Apa yang kita percayai harus sejalan dengan apa yang kita hidupi. Integritas akan menjadikan hidup kekristenan kita powerful dan penuh otoritas.

Bersukacita Senantiasa di dalam Tuhan

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
(FILIPI 4:4)

Hidup ini memang penuh tantangan, tetapi Roh Kudus memberi kita sukacita. Jika kita tetap hidup di dalam sukacita, maka hidup kita akan dipakai oleh Tuhan, menjadi hidup yang berarti dan bernilai.

 Jangan Kuatir

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (FILIPI 4:6)

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”
(1 PETRUS 5:7)

Kekuatiran membuat bejana kehidupan kita menjadi bocor dan tidak siap menerima berkat. Jika kita percaya bahwa Tuhan mempedulikan kita, maka kita diproses menjadi pribadi yang tidak kuatir dan senantiasa mengandalkan Tuhan.

Pikirkan yang Baik

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (FILIPI 4:8)

Berlatih untuk memikirkan apa yang baik dan positif adalah proses pembentukan. Berlatihlah untuk berpikir positif atas orang-orang di sekitar kita. Sebagaimana Yusuf yang tidak menyalahkan saudara-saudaranya dan Daniel yang menikmati proses saat dibuang ke kandang singa. Jangan mempersalahkan siapapun, karena Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Percayalah bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat, sehingga kita bisa tetap bersukacita saat menantikan waktu Tuhan.

Berbuat Baik

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. (Filipi 4:9)

Tidak hanya berhenti sampai memikirkan yang baik, kita juga harus melakukan perbuatan baik. Kita tidak pernah rugi jika berbuat baik. Jadilah seperti danau Galilea, yang menerima berkat aliran air dan meneruskan aliran tersebut. Sebaliknya jangan menjadi seperti Laut Mati, yang hanya menerima tanpa meneruskannya, sehingga menjadi laut mati yang tidak ada kehidupan di dalamnya.

Proses pembentukan Tuhan tidak pernah salah, karena itu jangan pernah lari dari proses pembentukan-Nya, sampai kita dimuliakan bersama-sama dengan Dia. Amin. (VW).