Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas. Keputusan juga merupakan jawaban yang pasti atas sebuah pertanyaan. Keputusan-keputusan yang kita ambil haruslah bernilai kebenaran, yaitu sesuai dengan kehendak Tuhan. Seringkali didikan orang tua sangat berperan. Misalnya orang tua menekankan nilai kejujuran saat mendidik anak-anaknya, maka kelak sang anak akan mengambil keputusan yang benar dilandasi nilai kejujuran.
Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya (Mazmur 33:18)
Jangan membuat keputusan di saat kita sedang emosi. Dan sebagai orang percaya, kita jangan membuat keputusan yang merugikan siapapun. Sebagai contoh, jangan pernah memutuskan untuk mengijinkan orang yang mau bercerai.
TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya. (Mazmur 147:11)
Takut akan Tuhan artinya taat kepada perintah-perintah-Nya. Saat mau mengambil keputusan, bacalah Alkitab dan minta Tuhan membimbing dan mengajari kita. Bahkan dalam setiap rapat selalu mulailah dengan doa agar keputusan-keputusan yang diambil berguna bagi banyak orang dan bukan untuk kepentingan pribadi. Keputusan-keputusan yang sehat adalah didasarkan dengan bertanya kepada Tuhan, bukan karena dorongan emosi. Setiap keputusan yang kita ambil akan berdampak jangka panjang, karena itu jangan mengambil keputusan karena motivasi yang negatif, misalnya karena dendam. Dalam membuat keputusan, kita harus berdamai dengan Tuhan sehingga apa yang kita minta diberkati. Ketika kita sudah berdoa minta pimpinan Tuhan, maka kita tidak boleh ragu. Dunia ini hanya sementara/sesaat, karena itu kita harus hidup dekat dengan Tuhan, sehingga bisa membuat keputusan-keputusan yang benar berdasarkan kasih.
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42)
Ketika kita mau hidup dekat dengan Tuhan dan melakukan kebenaran tanpa kompromi, maka kita akan membuat keputusan-keputusan yang benar yang mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya. Bahkan dimulai dengan keputusan-keputusan kecil seperti bersekolah di mana, pindah rumah ke mana sampai kepada keputusan-keputusan besar kita harus selalu bertanya kepada Tuhan.
Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian. (Amsal 11:19)
Apa kebenaran itu? Semua yang ada di Alkitab itu benar adanya dan ini membawa kepada kehidupan kekal. Namun jika kita melakukan kejahatan, mungkin akibatnya tidak langsung kita rasakan saat itu, namun satu saat nanti akan mendatangkan kematian kekal. Sebagai contoh ketika kita berkompromi dengan dunia dengan cara menerima uang hasil korupsi/penipuan, maka cepat atau lambat akan terbongkar dan kita harus menerima konsekuensi dari perbuatan kita. Ketika kita tidak berjalan dalam nilai-nilai kebenaran Tuhan, maka sekalipun kita pintar, maka promosi itu akan menjauh dari hidup kita.
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. (2 Korintus 5:1)
Kehidupan di bumi ini sifatnya sementara sebagaimana halnya kemah. Dalam dunia militer disebut sebagai daerah persiapan, yaitu tempat di mana dilakukan pemeriksaan, latihan, kesiapan amunisi, dan gladi bersih. Di daerah persiapan ini waktunya hanya sebentar, namun yang waktunya lama adalah ketika masuk di wilayah pelaksanaaan atau medan pertempuran. Karena itu selama masih hidup di bumi, lakukan Firman Tuhan (lakukan gladi bersih) dengan sebaik-baiknya sebagai persiapan memasuki kekekalan. Mulailah belajar membuat keputusan-keputusan kecil sesuai dengan kebenaran Firman, dilanjutkan dengan keputusan-keputusan besar serta keputusan-keputusan strategis dalam hidup kita. Teladanilah nilai-nilai kebenaran Tuhan Yesus, maka kita akan siap masuk dalam kehidupan kekal.
Tambahan dari Pdt. Timotius Arifin:
Beginilah firman TUHAN: “Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya! (Yeremia 6:16)
Setiap keputusan yang kita ambil menentukan masa depan kita. Jika kita ragu-ragu atau mendua hati maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Jika kita ada di persimpangan jalan dan tidak tahu harus kemana, berhentilah dan bertanyalah kepada Tuhan. Contoh keputusan dalam kebenaran adalah keputusan yang mementingkan anak buah lebih dari diri sendiri. Carilah jalan-jalan yang baik yaitu Firman Tuhan. Selalu lakukan kebenaran tanpa berkompromi dengan tawaran dunia. Bagi orang yang tulus, jujur dan suka damai ada masa depan. Amin. (VW)