SAHABAT ORANG BERDOSA

SAHABAT ORANG BERDOSA 

Bacaan Setahun: 
Yeh. 36 ,Kis. 1, Mzm. 109 

“Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.” (Matius 9:10)

Yesus mendapat julukan sahabat ‘orang berdosa’, sebenarnya yang dimaksud orang berdosa di sini bukanlah orang berdosa pada umumnya, –seperti yang kita maksudkan bahwa kita semua adalah orang berdosa. Namun yang dimaksud ‘sahabat orang berdosa’ adalah Yesus benar-benar makan bersama orang yang menurut budaya saat itu adalah sampah masyarakat. Mereka adalah para pelacur, para pemberontak dan pemungut cukai.

Hari ini jarang sekali ada hamba Tuhan yang bergaul dengan ‘orang berdosa’ seperti yang dimaksud saat Tuhan Yesus berkunjung dan makan bersama orang-orang berdosa saat itu. Mengapa? Karena memang beresiko. Bagaimana dengan tanggapan publik, jika ada seorang hamba Tuhan makan dengan seorang pendosa, seperti pelacur, pemabuk dan waria. Apalagi kalau ia seorang hamba Tuhan yang terkenal. “Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.“ (Lukas 7:37)

Menarik cerita ayat ini, saat diundang jamuan makan di rumah orang Farisi, Yesus didatangi ‘seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa’. Alkitab hanya menulis ‘seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa’. Pertanyaannya mengapa perempuan ini berani datang ke rumah orang Farisi? Bukankah seharusnya seorang Farisi tabu bergaul dengan ‘wanita berdosa’? Siapa sebenarnya wanita yang terkenal berdosa di kota itu? Bukankah wanita berdosa ini viral di kota itu, dan ini bisa menjatuhkan reputasi Yesus?

Pertanyaan ini tetap menggantung dan tak terjawab, tentu ada banyak tafsir dan interpretasi. Namun kita bisa menarik pemahaman bahwa tujuan Yesus datang bukan untuk orang benar tetapi orang yang berdosa, bahkan orang yang paling berdosa. Dan untuk itu Ia tidak peduli dengan reputasinya, ayat berikut ini dapat menjelaskan dengan gamblang tujuan Yesus. “Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: “Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Markus 2: 16-17)

Jelas Yesus mendapat julukan ‘sahabat orang berdosa’ karena Ia secara sengaja datang dan bergaul dengan orang berdosa, orang yang sakit secara rohani, karena Ia ingin menyembuhkan baik jasmani maupun rohani. (DD)

Questions:
1. Siapakah yang dimaksud ‘orang berdosa’?
2. Apa tujuan Yesus ‘bersahabat’ dengan orang berdosa? Bagaimana sikap kita?
Values:
Sikap Sang Raja yang digerakkan oleh belas kasihan lebih dari reputasi seharusnya menjadi teladan kita.

Kingdom’s Quotes:
Hanya orang yang sakit memerlukan tabib, dan hanya orang yang menyadari dosanya membutuhkan Juru Selamat.