SAHABAT ORANG BERDOSA

SAHABAT ORANG BERDOSA 

Bacaan Setahun: 
Yos. 13-14 , Ams. 24 

“….. Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat. 9:12)

Tingkah laku Yesus menjengkelkan orang Farisi. Katanya Yesus mengaku sebagai Mesias yang kudus dari Allah, tetapi mengapa Ia bergaul dengan gerombolan orang berdosa? Pantas saja Yesus dikecam oleh orang Farisi, karena Ia dan murid-murid-Nya menerima undangan Matius, si petugas pajak yang koruptor, untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Mengapa para pemungut cukai digolongkan dengan orang berdosa? Karena mereka kerap kali memungut pajak melebihi dari batas yang telah ditetapkan oleh pemerintahan Romawi. Dengan kata lain mereka adalah koruptor-koruptor yang dibenci oleh masyarakat Yahudi.

Lebih parah lagi, orang-orang berdosa lainnya juga pada berdatangan ke rumah Matius. Dengan menggunakan bahasa sekarang, di sana ada pelacur, dokter aborsi, gigolo, seorang pemuda yang sakit AIDS, pembunuh, perampok, dan orang-orang “kotor” lainnya. Apakah Yesus ini tidak tahu kalau mereka itu adalah sampah masyarakat yang patut dikucilkan?

Menghadapi para kritikus, Ia menjawab, “….. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat. 9:13). Tuhan tidak mencari orang yang merasa dirinya benar, tetapi Ia mencari orang berdosa supaya mereka dikuduskan dan dibenarkan. Sebenarnya, di muka bumi ini tidak ada manusia yang benar, seperti Alkitab katakan, “TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Mzm. 14:2, 3). Allah hanya membutuhkan manusia yang merendahkan dirinya dan mau mengakui bahwa ia membutuhkan Allah. Apabila ada manusia yang merasa dirinya benar seperti orang Farisi, orang itu akan tetap tinggal dalam dosa.

Saudara, bila Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sahabat orang berdosa, bagaimana dengan gereja Allah? Kita harus bertobat bila selama ini kita kurang menjangkau orang berdosa. Kita terlalu terpaku untuk melayani orang-orang yang “bersih” dan kita mengabaikan mereka yang ada di jalan-jalan, di penjara, dan di daerah kumuh. Kita enggan berurusan dengan penjahat, betul bukan? Ah, lebih aman dan lebih menguntungkan bila kita berurusan dengan orang kaya dan orangorang “bersih”. Saudaraku, ini bukan panggilan gereja.

Lihatlah, di sekitar Anda banyak orang berdosa dan orang-orang terluka yang ingin mengalami kasih Allah. Mereka tidak tahu di mana mereka dapat menemukan Yesus. Siapakah yang akan mengenalkan “Yesus sahabat orang berdosa” kepada mereka kalau bukan kita?

Selama ini gereja dicap sebagai milik golongan tertentu kecuali untuk orang berdosa. Siapakah yang menciptakan cap seperti itu? Gereja sendiri bukan? Sekarang, kita harus lebih lagi menjangkau orang berdosa dan mewartakan bahwa Yesus memanggil orang berdosa untuk dibenarkan! (DH)

Questions:
1. Bagaimana kita menanggapi pemahaman Yesus tentang misinya sebagai sahabat orang berdosa?
2. Apakah kita cenderung terpaku pada melayani orang-orang yang dianggap “bersih” dan mengabaikan mereka yang dianggap berdosa atau terpinggirkan? Diskusikan!

Values:
Gereja harus menjadi tempat kasih dan pengampunan bagi semua orang, tanpa terkecuali.

Kingdom’s Quotes:
Orang yang merasa dirinya benar tidak akan pernah menjadi sahabat Allah.