SALAH MEMBELI

SALAH MEMBELI 

Bacaan Setahun: 
Kej. 12 
Luk. 8 
Mzm. 103 

“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Efesus 5:15)

Beberapa kali saya merasa kecelik karena salah membeli barang secara online. Terutama saat membeli tools atau peralatan pertukangan. Tergiur harga murah, foto yang bagus ternyata barang murahan mudah rusak. Baru dipakai sekali sudah rusak, sehingga dengan demikian, kesimpulannya adalah bahwa barang berkualitas tidaklah murah.
Di jaman modern ini di mana teknologi produksi sudah sangat maju, orang bisa membuat barang yang sama dengan rentang kualitas dari yang terendah sampai yang tertinggi dan hal ini berpengaruh kepada harga. Sekarang yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara menentukan mana yang harus kita pilih. Tentu tidak mudah karena membutuhkan hikmat dan juga pengalaman. Apalagi jika dengan asumsi bahwa barang berkualitas tidaklah murah, apakah berarti bahwa mahal pasti bagus atau murah pasti jelek? Belum tentu juga. Karena kasus sebaliknya, ada juga yang beranggapan selalu mencari yang mahal lalu kecelik juga. Dalam hal inilah kita butuh hikmat atau kearifan terutama jika kita sadar bahwa kita ini hanyalah pengelola dari kekayaan yang Tuhan berikan.
Jika hanya untuk kebutuhan sesaat dan tidak sering dipakai, tidak perlu yang termahal. Tetapi jika dipercaya mampu dan butuh kualitas terbaik, tidak jadi masalah juga. Tidak dapat disangkali bahwa barang-barang berkualitas seperti peralatan pribadi yang berkualitas bagus dan mahal lebih nyaman digunakan daripada yang murahan. Namun sayangnya ada saja orang yang membeli barang bukan karena fungsi tetapi karena merek dengan tujuan untuk dipamerkan dengan harapan mendapatkan pujian dan penghargaan manusia. Ini tentu saja tindakan yang tidak berhikmat dan tidak bermanfaat. Apalagi kalau sebenarnya tidak mampu lalu memaksakan diri antara lain dengan cara berhutang, umumnya hanya akan menuai masalah.
Persoalan kita dewasa ini pada umumnya bukanlah karena keterbatasan dan kekurangan pilihan, tetapi justru karena begitu melimpahnya pilihan sehingga orang seringkali tidak tahu dan tidak sadar apa yang perlu dalam hidupnya. Orang hanya menjadi follower mengikuti tren yang ada, apalagi dengan mudahnya menyaksikan gaya hidup orang lain melalui status-status di medsos. Orang yang tidak berhikmat hanya akan menjadi korban kegalauannya sendiri karena merasa kalah dari penampilan orang lain. Dalam Ibrani 13:5b “…… cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.” Oleh karena itu, marilah kita perhatikan cara hidup kita sendiri tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain. Amin. (LS)

Questions:
1. Apakah anda pernah kecelik dan salah membeli? Terlalu murah atau terlalu mahal?
2. Apakah anda masih berpikir bahwa nilai diri anda ditentukan oleh apa yang melekat pada tubuh anda?

Values:
Orang yang tidak berhikmat hanya akan menjadi korban kegalauannya sendiri karena merasa kalah dari penampilan orang lain.

Hikmat dan pengetahuan dapat menjadi peta akurat dalam menjalani lika liku perjalanan hidup.