SALAH PILIH, RISIKO DITANGGUNG PEMILIH

SALAH PILIH, RISIKO DITANGGUNG PEMILIH 

Bacaan Setahun: 
Yes. 58-60, 2 Pet. 2 

Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mereka untuk tugas itu.” (Kisah Para Rasul 6:3)

Sesaat lagi kita sudah ada di penghujung tahun 2023. Tidak saja euforia Tahun Baru yang  akan kita rasakan, namun juga euforia Pemilu Presiden tahun 2024. Sebagai warga negara Indonesia yang tunduk dan taat kepada undang-undang legislatif, maka selayaknya kita bukanlah orang-orang yang termasuk dalam golongan putih. Jika kita mempedulikan masa depan bangsa Indonesia untuk 5 tahun ke depan, maka kita akan menggunakan hak suara kita memilih calon pemimpin bagi bangsa Indonesia sesuai dengan hati nurani yang tulus dan jujur.

Mungkin banyak orang berpandangan bahwa unsur politik jangan dicampuradukkan dengan unsur rohani. Hal itu sah-sah saja, tetapi bukan berarti kita anak-anak Tuhan tidak boleh menggunakan hak suara kita di dalam Pemilu, bukan? Justru, kita memilih atau tidak memilih keduanya mengandung risiko. Satu suara saja sangat berpengaruh di dalam pemilihan capres dan cawapres mendatang, apalagi bila itu memang capres dan cawapres yang kompeten dan qualified.

Jangan takut memilih. Yang harus kita takutkan adalah bila kita salah pilih. Oleh sebab itu mari kembali kepada Firman Tuhan ketika kita akan menentukan pilihan, atau memutuskan sesuatu hal yang ada hubungannya di dalam menetapkan orang-orang yang akan dipilih. Rasul Paulus menekankan 3 hal ketika kita akan memilih;

pertama, pilihlah yang terkenal baik. Ternyata track record itu penting sekali. Orang baik belum tentu dikenal, tetapi orang yang terkenal baik sudah pasti dikenal. Kata terkenal di sini bisa berarti sudah dikenal di mana-mana, dari ujung ke ujung orang sudah tahu bahwa ia adalah memang orang yang baik karakternya. Tidak perlu mengkampanyekan kebaikannya, orang-orang sudah yakin bahwa memang ia orang yang baik.

Kedua, penuh Roh. Arti penuh Roh di sini, kehidupan spiritualnya tercermin di dalam kehidupannya sehari-hari; ibadah, perkataan, perbuatan, dan karakternya. Itulah sebabnya kita harus memilih pemimpin yang takut akan Tuhan. Bukan soal dia agama apa, tetapi apakah kehidupan spiritualnya dapat dipertanggung jawabkan?

Ketiga, penuh hikmat. Orang pintar banyak, tetapi orang yang penuh hikmat ini yang langka ditemukan. Hikmat tidak hanya berbicara strategi, tetapi juga attitude ketika menghadapi kawan atau lawan. Jangan terpancing dengan apa yang kita lihat secara fisik di dalam menentukan pilihan. Mari tentukan pilihan Anda! Jangan salah pilih! (LA)

Questions:
1. Bagaimana seharusnya kita sebagai anak-anak Tuhan menggunakan hak suara kita di dalam Pemilu Presiden?
2. Bagaimana seharusnya kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang akan dipilih?

Values:
Sebagai warga Kerajaan yang baik, tentunya kita tunduk kepada peraturan kerajaan yang ada. Demikian halnya kepada pemerintahan di mana kita berada, kita wajib tunduk dan patuh kepada peraturan pemerintah yang ada

Kingdom’s Quotes:
Salah pilih pemimpin sama halnya bila kita salah pilih pasangan. Risiko ditanggung pemilih. Oleh sebab itu jangan salah pilih!