SCAPEGOAT (Kambing Hitam) | Pdt. Joshua Gunawan Handojo

10  Tetapi kambing jantan yang kena undi bagi Azazel haruslah ditempatkan hidup-hidup di hadapan TUHAN untuk mengadakan pendamaian, lalu dilepaskan bagi Azazel ke padang gurun.
(IMAMAT 16:10)

Scapegoat atau kambing hitam (KBBI) adalah orang yang dalam suatu peristiwa sebenarnya tidak bersalah, tetapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan. Di masa akhir ini, orang cenderung saling menyalahkan dan menjadikan orang lain sebagai tumpuan kesalahan. Ini adalah cara iblis sejak dari mulanya untuk memecah belah. Strategi lain yang dilakukan iblis adalah dengan mengalihkan isu, sehingga kita sibuk mengkritik orang lain. Dengan demikian waktu kita terbuang percuma untuk hal-hal yang tidak berguna.

 “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”              
(MATIUS 7:4-5)

Dalam Imamat 16:7-10 dijelaskan tentang korban pendamaian:

Ia harus mengambil kedua ekor kambing jantan itu dan menempatkannya di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan, dan harus membuang undi atas kedua kambing jantan itu, sebuah undi bagi TUHAN dan sebuah bagi Azazel. Lalu Harun harus mempersembahkan kambing jantan yang kena undi bagi TUHAN itu dan mengolahnya sebagai korban penghapus dosa. Tetapi kambing jantan yang kena undi bagi Azazel haruslah ditempatkan hidup-hidup di hadapan TUHAN untuk mengadakan pendamaian, lalu dilepaskan bagi Azazel ke padang gurun. (IMAMAT 16:7-10)

Azazel adalah kambing jantan sebagai korban penghapus dosa.

dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.           (IMAMAT 16:21).

Ketika kita dipersalahkan, maka respon kita seharusnya sesuai dengan gaya hidup Kristus. Kristus tidak pernah menyalahkan orang lain.

KRISTUS ADALAH AZAZEL DALAM PERJANJIAN BARU.

Kristus sebagai lambang kambing Azazel, Ia menjadi kambing hitam, dikorbankan untuk dosa yang tidak Ia perbuat.

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (YOHANES 1:29)

Yesus dalam hal ini bukanlah menjadi korban (victim), tetapi menjadi kurban (sacrifice). Yesus sebagai Imam Besar Agung kita, yang tidak seperti imam-imam besar lain yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, tetapi pengorbanan Yesus dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. (IBRANI 7:27)

TELADAN KRISTUS

Apapun yang Tuhan percayakan pada kita, kerjakanlah itu dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan. Ketika muncul persoalan jangan saling menyalahkan tetapi saling mendoakan. Yesus telah menjadi Azazel yang memikul segala dosa dan kesalahan kita, karena itu berhentilah mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain ataupun keadaan.

Dalam  masa-masa ini adalah masa yang sukar (2 Timotius 3:1), kita tidak sanggup untuk menghadapi dengan pikiran dan kekuatan kita sendiri, kita hanya bisa melewatinya dengan bergantung dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Menghadapi wabah Covid-19 kita harus tetap waspada, namun jangan hidup dalam ketakutan dan menjadi paranoid. Untuk setiap langkah yang harus kita buat, tanyakan “What would Jesus do? Selain bahaya penularan virus itu sendiri, ada bahaya lain yang mengikutinya diantaranya kesulitan ekonomi dan penganiayaan. Jika kita menghadapi aniaya atau dipersalahkan tanpa alasan, ikuti teladan Yesus yang tidak membuka mulutnya dan Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun sebaliknya Ia memberkati.

Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (YESAYA 53:7)

dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. (1 PETRUS 3:9)

Seringkali kita berkata: “aku punya hak untuk membalas”, namun sesungguhnya ketika Yesus telah menebus kita, maka kita tidak lagi memiliki hak atas diri kita sendiri. Kita sudah memberikan hak kita sepenuhnya kepada Tuhan dan hanya Dia yang memiliki semua hak pembalasan. Ketika kita menyerahkan sepenuhnya hak kita kepada Tuhan, maka Ia akan bertanggung jawab sepenuhnya atas hidup kita.

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. (YEREMIA 33:6)

Kita dipanggil untuk menjadi agen-agen perubahan, mengubah hal-hal yang buruk menjadi baik, mengubah kutuk menjadi berkat. Hal ini hanya dapat dilakukan ketika kita mengikuti teladan Kristus dalam kehidupan kita, sehingga orang akan melihat kehidupan Kristus dalam diri kita. Kita akan diberkati dan menjadi berkat. Amin. (VW).