SEJELEK-JELEKNYA ORANG KRISTEN, PASTI MASUK SORGA!

Bacaan Setahun:
Yeh. 41-42
Kis.5

SEJELEK-JELEKNYA ORANG KRISTEN, PASTI MASUK SORGA!

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”Roma 5:1-2

Saat Ahok menjadi Gubernur di Jakarta, banyak kebijakannya yang dipuji oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang merasa tertolong karena kebijakan Ahok, seperti saat mereka mendapat fasilitas rusun sewa, mendapat biaya sekolah gratis dan lain lain. Namun demikian tidak sedikit yang mempunyai pandangan bahwa walau Ahok baik namun ia kafir dan kafir pasti masuk neraka. Yang kemudian diteruskan dengan melarang memilih Ahok sebagai Gubernur saat pilgub, karena haram hukumnya memilih pemimpin kafir.

Dengan dimunculkannya pandangan subyektif sektarian ini, maka muncul perkataan di ceramah-ceramah yang dapat ditonton di YouTube, yaitu “sejelek-jeleknya orang Islam pasti masuk Sorga, dan sebaik-baiknya orang beragama non Islam pasti masuk neraka”. Intinya menganjurkan memilih pemimpin Islam walau perbuatan mereka tidak baik, daripada pemimpin Kristen yang baik.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pandangan superior seperti ini juga ada di dalam pandangan orang Kristen? Menurut pengamatan saya ada di antara orang Kristen yang juga punya pandangan “sejelek-jeleknya orang Kristen pasti masuk Sorga”. Pandangan ini muncul akibat bahwa kita dibenarkan oleh iman dan diselamatkan oleh kasih karunia, bukan karena perbuatan baik. Sekali lagi pandangan seperti inilah yang kemudian diartikan ‘kita tidak perlu berbuat baik karena apapun yang kita lakukan dijamin pasti masuk Sorga/ Rasul Paulus tahu bahwa kemungkinan bisa terjadi implikasi praktek kehidupan yang salah di jemaat Roma, akibat cara pandang “dibenarkan oleh iman” mereka menjadi melenceng, sehingga walau mereka berbuat kejahatan atau dosa mereka tidak merasa bersalah karena mereka pasti masuk Sorga. Maka kemudian Rasul Paulus memperjelas pandangannya dalam surat pastoralnya sebagai berikut: “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan ? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?” (Roma 6:1-2) Menurut rasul Paulus dibenarkan oleh iman (bukan perbuatan) tidak berarti kita bebas berbuat apa saja, (sekali-kali tidak!) justru ketika kita dibenarkan oleh iman itu berarti kita harus memandang dengan iman bahwa manusia lama kita telah mati bagi dosa. Pandangan secara Iman bahwa kita mati terhadap dosa itu yang dipicu oleh gairah cinta kita kepada Tuhan, sehingga berakibat kita mampu berbuat baik seperti yang dikehendaki Tuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tak ada pandangan “sejelek-jeleknya orang Kristen pasti masuk Sorga”. Jika kita mengaku Kristen tetapi semakin “jelek” dalam perbuatan, maka dapat diartikan kita sebenarnya belum beriman Kristen. Anda mengerti? (DD)

Questions :

1. Menurut Anda benarkah sejelek-jeleknya orang Kristen pasti masuk Sorga?

2. Apa alasannya kalau ya, dan apa alasannya kalau tidak?

Values :
Warga Kerajaan Sorga harus menyadari bahwa gaya hidup lamanya sudah mati dan diperbaharui dengan gaya hidup Kerajaan Sorga.

Diselamatkan oleh iman bukan berarti setiap perbuatannya tidak lagi diperhitungkan, selalu ada konsekuensi dari setiap perbuatan baik di dunia maupun di akhirat.