SEKALIPUN HARUS MATI, AKU TAK AKAN MENYANGKAL ENGKAU
Bacaan Setahun:
Amos 8-9 , Kis. 15
Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.” (Matius 26:33-35)
Simon bin Yunus, diberi nama julukan atau nama panggilan spesifik PETRA oleh Tuhan S Yesus yang artinya batu karang. Pemberian julukan ini akibat dari jawaban tepat Simon, saat Yesus bertanya kepada para murid siapa Yesus menurut mereka. Jawaban ‘Engkau adalah Mesias’ diresponi Yesus dengan memberi nama baru Simon dengan Petra atau batu karang. Sekaligus memberi mandat akan berdirinya gereja atas pengakuan Petrus. (Matius 16:18)
Bisa jadi julukan ini kemudian membangkitkan rasa percaya diri Simon yang berlebihan, sehingga kita bisa melihat Simon selalu terdepan di dalam membela Gurunya. Seperti juga pada ayat bacaan renungan hari ini, pernyataan lugas bahwa ia akan terdepan membela mati-matian, saat Yesus menceritakan bahwa Ia akan ditangkap. “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Pernyataan ini menggambarkan bahwa ia begitu heroik, perkataannya sekokoh batu karang yang tak goyah diterpa ombak. Tercatat juga ia yang melakukan perlawanan dengan menyabet dengan pedang telinga Malkhus, hamba Imam besar saat Yesus mau ditangkap. Di sini Petrus ingin membuktikan ‘keperkasaan dirinya’. Namun kita semua tahu akhir dari kisahnya. Di hadapan tuduhan seorang gadis kecil, ia menyangkal mengenal Yesus tiga kali, sebelum ayam berkokok persis seperti yang Yesus perkirakan sebelumnya.
Terlepas Yesus Yang Mahatahu, peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa kita manusia adalah makhluk yang lemah, yang membutuhkan anugerah Tuhan untuk tetap berdiri teguh di dalam iman. Rasul Paulus mengingatkan dengan tegas kepada siapapun yang menyangka teguh untuk berhati- hati. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (2 Kor. 10-12)
Pelajaran apa yang dapat kita garis bawahi dari renungan hari ini? Ya, kita semua perlu waspada dan berjaga-jaga, terutama bagi kita yang merasa kita teguh berdiri. Kita harus terus bergantung kepada anugerah dari Kristus yang akan memberi kekuatan kepada kita. Kalau tidak kita akan menjadi seperti Petrus, menyangkali Yesus. (DD)
Questions:
1. Mengapa kita yang menyangka teguh berdiri harus berhati-hati?
2. Pelajaran apa yang bisa kita tangkap dari sikap heroik Petrus? Mengapa ia akhirnya gagal?
Values:
Sumber kekuatan dan keteguhan sesungguhnya adalah hanya ada pada Yesus Sang Raja.
Kingdom’s Quotes:
Keyakinan bahwa kita tak tergoyahkan adalah kesombongan dan kesombongan adalah awal kejatuhan.