SELALU JAGA HATI | Pdt. Thomas Tanudharma

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.“ (1 Samuel 16:7b)

Mengapa kita harus selalu jaga hati? Karena suasana hati kita mudah berubah. Memang tidak mudah menjaga hati kita, karenanya Firman Tuhan mengingatkan agar kita senantiasa menjaga hati dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Memang manusia tidak bisa melihat hati kita tetapi manusia dapat melihat hati kita lewat apa yang bisa dilihat mata yaitu melalui sikap, tindakan, perbuatan ataupun ekspresi kita. Oleh sebab itu jika kita ingin melihat rumah tangga, usaha atau bisnis kita berkembang, mari mulailah untuk menjaga hati. Keberhasilan kita menjaga hati akan membawa keberhasilan dalam bidang-bidang kehidupan kita karena kita berbeda dengan dunia. Perubahan hidup kita dimulai dari perubahan dalam diri bukan karena perubahan di luar kita. Tuhan senantiasa merencanakan sesuatu yang indah dalam hidup kita, bahkan tidak hanya seumur hidup tetapi Tuhan sudah merancangnya sampai pada kekekalan. Kita akan menikmati rancangan Tuhan tersebut jika kita mampu menjaga hati.

Dalam suatu dialog dengan orang Farisi dan ahli taurat mengenai adat istiadat Yahudi ketika murid-murid Tuhan Yesus tidak membasuh tangan sebelum makan. Di akhir cerita Tuhan Yesus menjelaskan kepada murid-muridnya  bahwa: “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. (Matius 15:17-19).  Mungkin kita masih memiliki berbagai kekurangan, kurang rapi, kurang pandai, kurang cekatan, kurang disiplin, tetapi janganlah memiliki hati, pikiran dan perkataan yang jahat. Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

Agar hidup kita memiliki hati yang berkenan maka kita harus memiliki memiliki sikap hati:

HAUS

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
(MATIUS 5:6)

Hari-hari ini rasa haus dan lapar sudah mulai menipis. Rasa haus dan lapar tidak bisa dibendung oleh jarak, biaya dan kesibukan kita. Orang yang memiliki rasa haus dan lapar akan senantiasa ingin berada dalam hadirat Tuhan. Tidak ada yang bisa menghalangi seseorang yang memiliki rasa haus dan lapar akan kebenaran, karena mereka memiliki dorongan semangat yang kuat dari dalam hatinya. Rasa haus kepada Tuhan merupakan kebutuhan jiwa kita yang tidak bisa dipenuhi oleh dunia Raja Daud menuliskan bahwa, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair (Mazmur 63:1).

 

ANTUSIAS/SEMANGAT

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
(ROMA 12:11)

Kerajinan kita perlu dijaga jangan sampai kendor. Orang yang memiliki antusias dan semangat bukan berarti tidak memiliki masalah dan persoalan, tetapi orang yang antusias memiliki respon akan tetap bergairah dan menyala-nyala sehingga kerajinannya tidak menjadi kendor. Di balik setiap masalah yang Tuhan ijinkan terjadi ada rencanaNya yang jauh lebih indah dari apa yang kita pikirkan. Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat (Amsal 15:13) dan orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya (Amsal 18:14).

TAAT & TULUS

(19) Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, (20)  supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. (YEHEZKIEL 11:19-20)

Tuhan dengan senang dan sukacita memberikan kepada kita kesempatan untuk mentaati dan berjanji memberikan penyertaan yang sempurna dalam hidup kita. Ketaatan dan ketulusan hati kita berkaitan erat dengan iman kita kepada Tuhan. Kita tidak mungkin mentaati perintah Tuhan jika kita tidak percaya kepadaNya dan orang yang taat kepada perintah, akan menerima balasan sehingga kita terhindar dari jerat-jerat maut (Amsal 13:13-14). Ketulusan akan tetap menjaga hati kita ketika apa yang kita kerjakan disalah mengerti oleh orang lain.

INTIM

(14) “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. (16) Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” (MAZMUR 91:14-16)

Intim adalah istilah bagi orang yang sudah dewasa. Jika kita menginginkan keintiman dengan Tuhan, diperlukan kedewasaan rohani kita di dalam Tuhan. Sebab ketika kita intim dengan Tuhan dan hati kita melekat kepadaNya maka kita akan beroleh keselamatan dan jawaban atas setiap masalah dan persoalan dalam hidup kita. Keintiman kita dengan Tuhan membuat kita tetap hidup dalam penyertaan Tuhan karena kita semakin mengenalNya. Sekalipun kita tidak bisa melihat Tuhan secara langsung, tetapi kita tetap percaya kepadaNya dan melihat kehadiranNya dalam hidup kita.

Mari jaga hati kita dengan segala kewaspadaan dengan tetap antusias, semangat, taat dan tulus serta intim kepada Tuhan maka dari hidup kita akan terpancar kehidupan. Amin. (RCH).