SEMUA KUANGGAP SAMPAH

SEMUA KUANGGAP SAMPAH 

Bacaan Setahun: 
Yes. 33 , Luk. 12 

“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” (Filipi 3:8)

Rasul Paulus tidak menyukai sampah, tetapi ia menggunakan istilah tersebut untuk menilai prestasi, kedudukan, dan kekayaan yang dimilikinya sebelum mengenal Kristus. Baginya, semua hal itu tidak berguna dan tak bernilai, seperti sampah, bila dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus. Dalam pertumbuhan pengenalannya kepada Kristus, ia menyadari bahwa apa pun yang dianggapnya sebagai kerugian atau penderitaan dalam proses pengenalan Kristus adalah sesuatu yang mulia.

Masa lalu Paulus penuh dengan prestasi, sebagai seorang terpelajar, anggota Sanhedrin, dan pemilik kewarganegaraan Roma. Meskipun memiliki profesi yang hebat, ia menganggapnya sebagai sampah karena Kristus. Bayangkan jika Paulus hidup pada zaman sekarang, mungkin ia akan diibaratkan sebagai seorang anggota DPR, dosen, dan pengusaha ber-Kartu Hijau Amerika. Namun, semua prestasi dan profesi ini dianggapnya sebagai sampah karena pengenalannya kepada Kristus. Hal ini mungkin tampak gila dalam pandangan dunia.

Paulus mengalami perubahan paradigma dalam pandangan hidupnya. Setelah mengenal Kristus, semangat hidupnya yang dulunya terfokus pada prestasi dunia, dialihkan kepada cara hidup yang baru yang berpusat pada Kristus. Ini merupakan perubahan total dari cara hidupnya yang lama. Sehingga Paulus dapat mengatakan, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya.” (Filipi 3:10)

Bagaimana dengan praktik hidup kita saat ini? Ketika kita mengaku mengenal Kristus, seharusnya kita juga mengadopsi cara berpikir yang sama dengan Paulus. Menganggap segala keagungan dunia sebagai sampah agar kita semakin mengenal Kristus. (DD)

Questions:
1. Apa maksudnya bahwa cara hidup yang lama sebelum mengenal Kristus dianggap sebagai ‘sampah’? –
2. Apakah cara berpikir Paulus perlu kita teladani?

Values:
Warga kerajaan harus menyelaraskan cara berpikirnya dengan cara berpikir Kristus, yang seringkali nilainya bertolak belakang dengan cara berpikir dunia.

Kingdom’s Quotes:
Sesuatu yang berharga tergantung pada penilaian dan kebutuhan kita; sekerat air lebih berharga daripada segenggam emas saat kita kehausan di padang belantara