SERVANT LEADER

SERVANT LEADER 

Bacaan Setahun: 
Ayb. 25-27 , Mzm. 26, Kol. 3 

“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28)

Pada suatu kali dalam sebuah Ibadah Minggu di sebuah gereja, anak-anak sekolah minggu diundang ke depan panggung gereja untuk didoakan. Dipimpin oleh bapak gembala, orang tua dan seluruh jemaat mendoakan anak-anak agar di masa depan anak-anak ini dapat tumbuh besar dengan baik dan suatu saat nanti menjadi seorang presiden, gubernur dan lain-lain. Tentu saya juga ikut mendoakan agar anak-anak itu menjadi pemimpin ketika mereka dewasa nanti.

Secara natural setiap manusia memiliki keinginan memimpin dari dalam diri mereka sendiri. Memang setiap kita telah didesain oleh Tuhan sejak semula untuk menjadi seorang pemimpin. Benih kepemimpinan itu tetap ada di dalam setiap kita. Namun sebenarnya pemimpin seperti apakah yang Tuhan inginkan? Dr. Myles Munroe dalam bukunya Spirit of Leadership menerangkan bagaimana Tuhan Yesus memberikan sebuah keteladanan bagi kita dałam menjadi seorang pemimpin. Dałam Matius 20:28, Yesus berkata bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Walaupun Ia sendiri adalah seorang Raja, namun Ia justru melayani warga Kerajaan-Nya. Bahkan tidak berhenti disitu, Ia berkorban bagi warga-Nya dengan memberikan nyawa-Nya sendiri bagi mereka. Dr. Munroe menyebut hal ini sebagai servant leadership.

Menjadi pemimpin yang melayani memiliki arti bahwa bukanlah kita yang menjadi pusat perhatian, melainkan jiwa-jiwa yang kita layani. Dalam struktur sebuah organisasi seorang pemimpin berada di puncak organisasi. Tapi tidaklah demikian dalam servant leadership yang Tuhan Yesus ajarkan. Seorang pemimpin justru berada di posisi yang paling bawah. Setiap orangorang yang dia layani berada di atasnya. Seorang pemimpin yang melayani dalam Kerajaan Yesus, memaksimalkan dirinya dengan melayani orang yang dia layani. Dia memaksimalkan semua potensi yang Tuhan berikan dengan cara memaksimalkan orang lain. Servant leadership adalah bentuk paling tinggi dalam kepemimpinan karena dengan servant leadership setiap pemimpin dapat lolos dari perangkap-perangkap yang umumnya menghinggapi seorang pemimpin yaitu; rasa haus akan kekuasaan, perasaan insecure, perasaan kurang kompeten dan lain sebagainya.

Mari kita benahi cara pandang kita dalam menjadi pemimpin melalui teladan Tuhan Yesus dengan menjadi seorang pemimpin yang melayani, dengan demikian kita dapat membangun diri sendiri, keluarga serta komunitas di mana Tuhan menempatkan kita. (SS)

Questions:
1. Apakah yang dimaksud dengan pemimpin yang melayani?
2. Mari renungkan sejenak apakah kita sudah menjadi seorang pemimpin yang melayani?

Values:
Pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang melayani.

Kingdom’s Quotes:
Servant leadership is about expending yourself to increase the value of others.