SETIA PADA PASANGAN

SETIA PADA PASANGAN 

Bacaan Setahun: 
Kel. 4; Mat. 25 

“Mari kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memberikan kemuliaan kepada-Nya karena hari perkawinan Anak Domba sudah tiba, dan pengantin perempuan-Nya sudah siap” (AYT – Wahyu 19:7)

Sama seperti kisah pernikahan pertama kali antara Adam dan Hawa, kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini juga diawali dengan mukjizat yang pertama terjadi di sebuah pesta pernikahan di Kana. Dan pada hari terakhir, di akhir zaman, kita akan menyaksikan pernikahan antara Anak Domba dan mempelai wanita-Nya, yaitu gereja-Nya.

Dalam tema pernikahan sepanjang Alkitab, kita sadar bahwa Allah sering menggambarkan hubungan-Nya dengan umat-Nya seperti hubungan suami dan istri. Meskipun Tuhan mengaku sebagai suami bangsa Israel, bangsa Israel sering kali terjerumus ke dalam perzinahan rohani, menyembah berhala, dan meninggalkan kesetiaan mereka kepada-Nya.

Penglihatan Yohanes di pulau Patmos ini memberi kita pemahaman bahwa pernikahan itu sangat sakral dan kudus. Pernikahan di mata Tuhan, diikat oleh Tuhan, dan merupakan sebagai ikatan yang tidak bisa diputuskan oleh manusia. Kesetiaan dalam berumah tangga dan cinta dalam berumah tangga merupakan dua faktor yang sangat dihargai oleh Tuhan. Pada intinya, pernikahan adalah ekspresi indah dari hubungan pria dan wanita yang disahkan.

Sayangnya, banyak pernikahan yang jauh dari gambaran yang ideal. Tidak jarang, orang menikah karena mengharapkan kebahagiaan. Bisa dibayangkan, jika dua pribadi yang samasama haus akan kebahagiaan hidup bersama, lalu menuntut satu sama lain untuk memberikan kebahagiaan, apa jadinya pernikahan semacam itu?

Menikah adalah mengungkapkan kasih Kristus satu sama lain dalam suatu komitmen seumur hidup. Ketika sepasang laki-laki dan perempuan menikah, mereka berkomitmen untuk saling memberi diri, bukannya saling menuntut. Dalam pernikahan, mereka menerapkan prinsip-prinsip hubungan suami-istri sesuai dengan firman Tuhan dan belajar tolong-menolong dalam melakukannya.

Ingatlah selalu bahwa pernikahan merupakan perlambang hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Sebagai individu kita dipanggil untuk setia kepada pasangan kita. Dan sebagai jemaat, kita dipanggil untuk menjadi mempelai setia yang siap menyambut hari pernikahan Anak Domba. Mari kita perkuat kesucian pernikahan dalam hidup kita di bumi ini dengan setiap kepada pasangan dan Kristus. Amin. (DH)

Questions:
1. Bagaimana kesetiaan dalam pernikahan dapat diwujudkan sebagai cerminan dari hubungan Kristus dengan jemaat-Nya?
2. Bagaimana kita dapat menghindari jatuh ke dalam perzinahan rohani dan menjaga kesetiaan terhadap nilai-nilai kebenaran yang diajarkan oleh Firman Tuhan?

Values:
“Pernikahan bukan sekadar ikatan manusia, tetapi sebuah perjanjian sakral yang diikat oleh Tuhan. Kesetiaan dalam pernikahan adalah cerminan dari kasih setia Kristus terhadap jemaat-Nya.”

Kingdom’s Quotes:
“Menikah bukanlah mencari kebahagiaan, melainkan sebuah panggilan untuk mengungkapkan kasih Kristus satu sama lain dalam komitmen seumur hidup.”