SIAPKAN WADAH BERKAT KITA

SIAPKAN WADAH BERKAT KITA 

Bacaan Setahun: 
Amos 1-4 
2 Tim. 4 

“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” (2 Petrus 1:3)

Saya teringat suatu kali terlibat dalam pelayanan pengabdian masyarakat dengan agenda utama pembagian paket sembako dan pengobatan gratis. Sehari sebelumnya, kepada masyarakat yang akan menerima paket sembako diinformasikan agar besoknya mereka diminta membawa kupon penerimaan dan terutama wadah/tempat untuk membawa hasil sembako yang akan dibagikan karena jumlahnya agak banyak. Esok harinya sekitar jam 7 pagi ratusan warga sudah berbaris panjang dan rapi untuk menerima jatah pembagian sembako tersebut dengan membawa berbagai wadah/tempat. Tapi saya terkejut karena ada 1 ibu yang berusia berkisar 50 tahun yang berdiri dalam barisan dan tidak membawa apapun. Panitia sempat bertanya mengapa beliau tidak membawa wadah apapun dan menasehatkan agar beliau bisa pulang untuk mengambil wadah dan kembali lagi karena waktu pembagian masih 1 jam lagi. Ibu ini menolak untuk kembali dan menjawab “Gak apa-apa, saya pasti bisa bawa”.

Satu per satu orang mulai menerima paket sembako dengan penuh sukacita meskipun harus membawa paket yang cukup berat. Tiba giliran sang ibu menerima, ia maju dengan langkah mantap. Panitia kebingungan karena saat menerima paket beras 5 kg sudah nampak kesulitan. Panitia kemudian menambahkan minyak goreng botol, botol kecap, sabun cuci, gula, susu kaleng cair, botol sirup dan akhirnya telur ayam sekitar 0.5 Kg. Dalam keadaan yang sulit akhirnya sang ibu mencoba untuk melangkah kembali ke rumah. Baru berjalan 10 langkah terjatuhlah semua sembako yang di bawanya, beras tumpah, telor pecah, botol sirup, kecap pecah. Spontan Ibu itu berteriak menyesal ”Oh Tuhan berkatku jatuh hancuur.”

Bukankah kita seringkali demikian. Dari sisi Tuhan, DIA telah berjanji menyediakan semua yang kita butuhkan. Mungkin kita bertanya “Kok saya belum menerima berkat-Nya?” Kesalahan bukan pada sisi Tuhan melainkan pada sisi kita; yaitu apakah kita menyiapkan wadah untuk menerima semua yang sudah disediakan Tuhan. Dalam perspektif sumber daya manusia, wadah ini kita sebut sebagai KAPASITAS. Makin besar berkat yang kita harapkan membutuhkan semakin besar kapasitas untuk menampungnya. Saya percaya prinsip ini: berkat itu mengikuti kapasitas. Apakah yang dimaksud kapasitas hidup kita? Kapasitas itu bermakna kualitas-kualitas hidup kita.

Membangun kualitas hidup kita berarti justru merupakan respon kesiapan menyambut janji berkat-Nya. Sudahkah kita membangun kualitas-kualitas hidup kita sebagai respon terbaik untuk menerima berkat-berkat-Nya? (HA)

Questions:
1. Apakah Anda sudah mempersiapkan wadah untuk menampung berkat-Nya?
2. Kualitas wadah seperti apakah yang Anda persiapkan?

Values:
Makin besar berkat yang kita harapkan membutuhkan semakin besar kapasitas untuk menampungnya.

Kingdom Quote:
Kita sering meminta berkatNya tapi tidak pernah mempersiapkan wadahnya.