Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (1 Petrus 4:7)
Firman Tuhan dalam 1 Samuel 16:7 mengatakan bahwa manusia melihat apa yang didepan mata tetapi Tuhan melihat hati. Ayat ini seringkali ditafsirkan bahwa jangan melihat sikap, tindakan atau perkataan kita karena maksud hati tidak seperti itu. Kan Tuhan melihat hati? Maksudnya baik dan berbagai alasan lain untuk membela sikap dan tindakan kita yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa orang lain masih akan melihat sikap, tindakan dan perkataan kita sekalipun maksudnya baik. Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita tidak hanya menjaga hati, tetapi juga menjaga sikap kita agar berkenan di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia tidak menjadi batu sandungan.
Dari ayat bacaan dalam 1 Petrus 4:7 ini, kita akan belajar 4 hal yang dapat membuat kita senantiasa menjaga, memperbaiki dan mengembangkan sikap serta tindakan kita agar berkenan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
Selalu Menantikan Kedatangan Yesus.
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yesaya 40:31)
Sikap kita sebagai orang percaya harus siap sedia menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali karena Yesus segera datang. Orang yang selalu menantikan kedatangan Tuhan akan selalu mempersiapkan diri. Kita tidak tahu kapan kedatangan-Nya, tetapi jika kita senantiasa menantikan kedatangan-Nya maka kita akan menjaga sikap dan tindakan kita. Akan ada kekuatan yang memampukan kita jika ada kerinduan dalam hati kita menyambut kedatangan-Nya.
Menguasai Diri Dalam Segala Hal.
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.
(Amsal 25:28)
Buah-buah Roh dimulai dengan kasih dan diakhiri dengan penguasaan diri. Jika kita memulai segala sesuatu dengan kasih dan mengakirinya dengan penguasaan diri maka tujuh hal lain dalam buah-buah Roh Kudus akan kita hasilkan melalui hidup kita. Banyak orang yang sulit menguasai diri hari-hari ini sehingga sulit untuk mengendalikan dirinya. Sikap orang percaya yang memiliki penguasaan diri adalah orang yang mampu kendalikan diri, bawa diri, tahu diri dan jaga diri. Amsal 25:28 mengumpamakan seseorang yang dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya sehingga musuh, kuasa kegelapan dan tipu daya iblis akan mudah menyerang hidup kita. Rasul Paulus juga mengingatkan agar kita senantiasa melatih tubuh kita dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan kita sendiri ditolak. (1 Korintus 9:27)
Jadilah Tenang.
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
(Mazmur 62:2)
Jika saat ini kita sulit untuk tenang, pertanyaannya apakah kita memiliki kedekatan dengan Tuhan? Ukuran kedekatan dengan Tuhan tidak diukur dari seberapa lama kita berdoa atau datang beribadah tetapi diukur dari kedekatan dengan hati kita. Menjadi tenang bukan berarti tenang-tenang saja ketika menghadapi masalah dan persoalan. Kita menjadi tenang karena kita tahu bahwa kita tidak sendiri menghadapi masalah dan persoalan. Kita dimampukan dengan kekuatan ilahi menghadapi masalah dan persoalan tersebut. Ketika kita merasa seolah-olah Tuhan jauh maka kita harus semakin mendekat dengan Tuhan. Sepanjang kita memiliki iman dan pengharapan kepada Tuhan akan selalu ada jalan keluar atas setiap masalah dan persoalan yang kita hadapi serta hikmat untuk bertahan di tengah badai sekalipun.
Rasul Yakobus juga mengingatkan kepada kita bahwa orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (Yakobus 1:6-8). Jangan ada pribadi lain selain Tuhan dalam hidup kita, jangan ada orang lain selain istri atau suami kita dalam kehidupan rumah tangga kita. Dimana ada kebenaran, disitu akan tumbuh damai sejahtera. dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Tetaplah Berdoa.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)
Setiap orang percaya pasti berdoa, tetapi apakah kita merasakan perbedaan saat kita berdoa atau tidak berdoa? Hal ini seringkali membuat kita enggan untuk berdoa. Jika kita ingin agar terjadi perbedaan saat kita berdoa, hal pertama yang kita lakukan adalah apa yang ingin Tuhan lakukan dalam hidup kita belajarlah untuk melakukannya bagi orang lain. Yang kedua adalah pribadi kita yang berdoa harus hidup dalam kebenaran. Memang kita sudah dibenarkan oleh darah Yesus tetapi apakah kita senantiasa hidup dalam kebenaran. Kita juga harus memiliki keyakinan dan iman kepada Tuhan bahwa doa kita didengarkan oleh Tuhan.
Apapun yang menjadi masalah dan persoalan dalam hidup kita rilah kita belajar untuk menguasai diri dalam segala hal dan menjadi tenang serta tetap berdoa maka Tuhan akan memberikan hikmatNya sehingga kita dibuat cakap untuk menanggungnya. Amin. (RCH)