SPIRITUAL ABUSE (PELECEHAN ROHANI)
Bacaan Setahun:
Yer. 20-22
Ibr. 4
“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (1 Petrus 5:2-3).
Masyarakat kita akhir-akhir ini banyak tertipu oleh penampilan dukun-dukun sakti dengan trik sulap dan penipuan, yang kemudian diungkapkan oleh Pesulap Merah. Yang terjadi sebenarnya adalah orang yang tersugesti oleh penampilan dukun sakti yang berjubah kiai tak lagi dapat berpikir kritis, alias sudah masuk perangkap tipuan rohani yang rawan, yakni spiritual abuse (pelecehan rohani) – orang tersebut akan dengan rela menurut semua perintah dukun sakti tersebut tanpa dapat berpikir logis, termasuk membayar mahal atau dilecehkan secara seksual.
Belakangan juga terjadi pada dunia investasi yang menjanjikan return tinggi, yang akhirnya memakan banyak korban orang Kristen karena afiliatornya seorang rohaniawan Kristen yang cukup terkenal. Dengan motivasi menggunakan ayat Alkitab dan contoh orang yang berhasil dengan cepat menjadi sultan maka tergiurlah orang-orang dan masuk dalam perangkap spiritual abuse sehingga mereka tak lagi berpikir logis.
Di daerah kantong Kristen seperti di Indonesia Timur, seorang pendeta sangatlah dihormati. Kadang-kadang penghormatan itu berlebihan. Apakah hal ini salah? Tentu penghormatan tidak salah, tetapi penghormatan berlebihan akan menjadikan umat Kristen patuh tanpa berpikir. Dan jika ini terjadi maka akan rawan terjadinya spiritual abuse.
Spiritual abuse bisa saja sudah direncanakan atau dilakukan by desain oleh seorang pemimpin rohani, tetapi bisa terjadi tanpa disadari. Ketika seorang pemimpin rohani merasakan manfaat dari penghormatan umat maka ia akan terjebak secara halus dalam kenyamanan psikologis. Dan ini dapat berlanjut dengan memanfaatkan penghormatan umat ini untuk memperoleh manfaat materi. Lama-kelamaan, tanpa rasa bersalah, ia melakukan spiritual abuse secara intens dengan tujuan mendapat manfaat secara materi dan jasmani lebih banyak lagi.
Ayat bacaan di atas mengingatkan para gembala/pemimpin rohani untuk tidak take advantage, bahkan ‘seolah-olah mau memerintah’ pun dilarang. Artinya, memerintah secara halus pun jangan. Intinya, jangan memanfaatkan posisi spiritual Anda untuk melakukan spiritual abuse.
Supaya tidak terjebak spiritual abuse, tetaplah hidup sederhana, tetaplah rendah hati dan teruslah memberi teladan.(DD)
Questions:
1. Apakah spiritual abuse itu?
2. Bagaimana spiritual abuse bisa terjadi? Bagaimana cara menghindarinya?
Values:
Sang Raja semata-mata berkorban untuk warga kerajaan, bukan memanfaatkan warga kerajaan demi keuntungan pribadi.
Kingdom Quote:
Pemimpin yang berharap penghormatan berlebihan akan dengan mudah melakukan pelecehan rohani.