SPRITUAL CHECK UP

SPRITUAL CHECK UP 

Bacaan Setahun:

Kis. 11:1-18, Yos. 11-12, Ayub 26

“Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (2 Korintus 13:5)

Biasanya, untuk menjaga kesehatan fisik, kita secara berkala mengunjungi dokter atau dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin. Demikian juga dengan mobil, yang perlu diperiksa secara berkala setiap 5.000 km atau 10.000 km, termasuk tune-up mesin, penggantian oli, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana dengan kondisi kerohanian atau spiritual kita? Apakah kita pernah melakukan “check-up” untuk mengetahui keadaan rohani kita?

Ada sebuah cerita menarik tentang seorang bocah yang menelepon seorang ibu, tetangganya yang ia kenal. Ia bertanya, “Ibu, apakah Ibu membutuhkan seorang pekerja harian untuk membersihkan halaman dan kebun di rumah Ibu? Saya biasa bekerja sebagai pembersih kebun, Bu.” Ibu itu menjawab, “Tidak nak, saya sudah mempekerjakan seorang anak yang rajin dan bekerja sangat baik, sehingga kebun di rumahku bersih dan indah.” Namun, bocah ini tetap bertanya, “Apakah ia bekerja tepat waktu dan apakah gajinya sesuai dengan harapan Ibu?” Sang ibu menjawab, “Sampai saat ini, saya sangat puas dengan bocah tukang kebun saya. Seandainya kamu butuh pekerjaan, saya bisa pekerjakan kamu di toko saya.” Lalu, bocah itu menjawab, “Terima kasih, Bu. Saya hanya ingin pekerjaan sampingan sebagai tukang kebun.” Sebenarnya, bocah itulah yang bekerja membersihkan kebun di rumah ibu tersebut. Ia hanya ingin memastikan bahwa hasil kerjanya memuaskan dan memperbaiki jika ada kekurangan.

Bagaimana dengan kehidupan rohani kita? Apakah kita memiliki kehidupan rohani yang sehat? Bagaimana kita tahu bahwa kehidupan rohani kita sudah baik? Apakah kita pernah dengan jujur ingin mengetahui keadaan rohani kita, atau kita sudah merasa puas dan menganggap kehidupan rohani kita baik-baik saja?

Kehidupan rohani atau spiritual erat kaitannya dengan pembentukan karakter yang baik, bukan sekadar banyaknya aktivitas pelayanan. Karakter yang baik akan terlihat dalam dua keadaan: saat kita menghadapi tekanan persoalan atau saat berada dalam kenyamanan. Daud, misalnya, justru jatuh dalam dosa ketika ia berada dalam kenyamanan. Perselingkuhannya dengan Batsyeba terjadi ketika ia sedang santai dan terlena secara spiritual. Sebaliknya, saat menghadapi tekanan dan masalah, ia justru menjadi lebih kuat.

Sebagian orang mungkin mengalami hal yang sebaliknya—tidak kuat secara rohani saat menghadapi kesulitan. Bagaimana dengan kita? Abraham Lincoln pernah berkata, “Hampir semua orang bisa bertahan menghadapi kesulitan, tetapi jika ingin menguji karakter seseorang, berilah dia kekuasaan.”Jadi, sudahkah kita teruji? Apakah kita telah mengalami “check-up” rohani, baik dalam kenyamanan maupun kesusahan? Apakah kita sehat secara rohani? Mari kita renungkan dan terus belajar untuk tetap setia dalam iman, apa pun keadaan kita—baik suka maupun duka—karena sesungguhnya kita sedang menjalani ujian rohani yang membentuk karakter kita di hadapan Tuhan. (DD)

Questions:

1. Apakah Anda merupakan seorang yang setia dalam segala keadaan?
2. Kalau begitu, bagaiman caranya kita tahu bahwa kita kuat dan sehat secara rohani?

Values:

Kekuatan secara spiritual terjadi hanya jika kita bergantung sepenuhnya pada kasih karunia sang Raja.

Kingdom’s Quotes:

Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!