Sebab apakah istimewanya kalau kalian sabar menderita hukuman yang seharusnya kalian tanggung karena bersalah? Tetapi kalau kalian dengan sabar menanggung penderitaan yang menimpamu karena berbuat yang benar, maka Allah akan memberkatimu.
(1 Petrus 2:20 BIS)
Ciri-ciri pribadi yang mau menderita bagi sang Raja:
Hati yang mau belajar menundukkan diri terhadap siapapun.
Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
(1 Petrus 2:18 TB)
Penundukan diri kepada sesama berbeda dengan ketaatan kepada firman Tuhan. Sang Raja, Imanuel tidak akan meluputkan kita dari penderitaan, tetapi mujizat keajaiban akan terjadi saat kita memiliki penundukan diri. Untuk bisa berbuah, kita perlu dibentuk melalui pergumulan. “Dalam proses, jangan protes supaya tidak stres, namun dalam proses kita harus rest (dalam salib-Nya) agar mengalami progress”.
Menyadari bahwa hidup ini adalah kasih karunia.
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (1 Petrus 2:20 TB)
Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
(1 Korintus 15:19 TB)
Banyak orang yang sudah percaya kepada Yesus, tapi tidak mau memelihara dan mengusahakan taman kehidupan yang dipercayakan kepadanya (Kejadian 2:15), sehingga tidak memperoleh berkat yang bersifat umum. Sebaliknya orang yang tidak percaya kepada Yesus, namun memelihara dan mengusahakan taman kehidupannya akan mendapat berkat umum. Di luar Kristus semua orang mendapat berkat umum, sebagaimana semua orang bisa menikmati sinar matahari. Namun sebagai orang percaya kita seharusnya menikmati berkat umum dan berkat khusus yaitu keselamatan kekal. Untuk memperoleh keselamatan kadangkala kita harus mengalami aniaya dan penderitaan, namun ketika kita sadar bahwa kita telah menerima berkat khusus yang tidak ternilai harganya, maka kita akan menjalaninya dengan sukacita.
Mengikuti jejak sang Raja.
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
(1 Petrus 2:21 TB)
Ketika berjalan di pasir pantai yang gembur, maka kaki kita akan amblas ke dalam pasir tersebut. Cara agar tidak amblas adalah dengan berjalan di bekas jejak orang yang berjalan di depan kita. Demikian juga saat menjalani perjalanan kehidupan, agar tidak amblas kita harus berjalan mengikuti jejak Tuhan Yesus. Cara hidup kita harus mengikuti cara hidup Yesus, demikian juga pikiran kita harus dipenuhi dengan pikiran Kristus., dengan demikian kita akan keluar dengan status lebih dari pemenang.
Mata hanya tertuju kepada sang Raja.
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1 Petrus 2:22-24 TB)
Petrus bisa berjalan di atas air ketika matanya tertuju kepada Yesus, tetapi ketika matanya tertuju kepada ombak dan angin, maka ia mulai tenggelam. Karena itu kita perlu memandang hanya kepada Yesus melalui Firman-Nya, dan mendengar suara-Nya. Banyak orang ingin mendengar suara Tuhan dengan jelas. Jika ingin mendengar suara Tuhan dengan jelas dan lantang, maka bacalah Alkitab dengan suara lantang. Setelah mendengar dengan jelas maka hidupilah firman-Nya. Dalam hidup kita tentu ada banyak masalah, masalah keluarga, pekerjaan, keuangan dsb, tetapi jangan tujukan mata kita kepada masalah, tujukanlah mata kita kepada Yesus maka pasti ada jalan keluar.
Menyadari siapa diri kita sebenarnya.
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. (1 Petrus 2:25 TB)
Jika kita harus menderita karena ada orang yang menyakiti kita, ingatlah bahwa dulu kita juga pernah menyakiti orang lain. Dulu kita adalah domba yang tersesat, dan hari ini sang Gembala menuntun kita. Mengingat dari mana kita berasal adalah kekayaan sejati yang harus kita alami. Sebagian dari kita adalah anak yang tertolak, bahkan ada yang dibuang oleh orang tua, namun Tuhan telah memulihkan bahkan memberkati kita. Semakin diberkati maka kita harus semakin menjadi berkat bagi sesama yang membutuhkan. Amin. (VW).