SUKA – SUKANYA TUHAN

SUKA – SUKANYA TUHAN 

Bacaan Setahun: 
Mzm. 60 
1 Sam. 14 
Ams. 8 

“Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati” (Matius 20 : 15).

Di dalam Matius pasal 20 : 1-16, Yesus memberikan suatu perumpamaan mengenai seorang pemilik kebun anggur yang mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Kepada tiap-tiap mereka yang bekerja, disepakati upah yang mereka terima adalah sedinar sehari. Namun, ketika saat pembagian upah, terjadilah persungutan di antara pekerja-pekerja yang telah lebih dulu dipanggil menjadi pekerja dengan Sang pemilik kebun anggur. Mereka protes mengapa upah yang mereka terima disamakan dengan para pekerja yang dipanggil bekerja belakangan. Tuan Sang pemilik kebun anggur itu menjawab seorang dari mereka: “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku…?” (ay.13-15).
Kepada tiap-tiap orang Tuhan memiliki perkenanan-Nya sendiri, tidak bisa disamaratakan. Berbeda di dalam hal pemanfaatan udara untuk bernafas, pemanfaatan sinar matahari di pagi hari hingga terbenamnya, dan pemanfaatan bulan di malam hari, semua orang bisa menikmatinya tanpa adanya pembedaan. Namun, dalam hal perkenanan Tuhan itu hanya diberikan kepada siapa Tuhan berkehendak.
Mengenai upah pekerja yang kita baca tadi, menunjukkan bahwa suka-sukanya Tuhan mau kasih upah berapa kepada para pekerja-Nya. Tidak memandang bulu, apakah kita sudah lama menjadi orang percaya atau baru saja menjadi orang percaya. Intinya, mengenai upah atau reward itu adalah bagian Tuhan yang menentukan, bukan bagian kita. Bagian kita adalah bekerja di kebun anggurnya Tuhan dengan tekun, tanpa bersungut-sungut, tanpa memikirkan apa yang saya dapat, melainkan apa yang bisa saya perbuat?
Banyak orang pada akhirnya kecewa ketika menjadi pekerja di kebun anggurnya Tuhan, karena apa yang mereka ekspektasikan tidak sama dengan kenyataan yang dihadapi, dan akhirnya adalah mereka kemudian kepahitan terhadap gembalanya, dan angkat kaki dari gereja alias pindah gereja.
Jangan pernah berekspektasi lebih ketika kita memutuskan menjadi pekerja-Nya. Pastikan tujuan kita bekerja hanyalah untuk menyenangkan hati Sang Pemilik kebun anggur. Sekali kita berkomitmen menjadi pekerja-Nya, maka kita menyerahkan Tuhan yang pegang kendali atas hidup kita, Tuhan menjadi Tuan atas hidup kita. Suka-sukanya Tuhan mau beri reward apa pada kita. Bagian kita adalah setia di dalam panggilan-Nya, fokus melakukan yang terbaik, dan menyenangkan hati-Nya. (LA)

Questions:
1. Bila Sang Pemilik Kebun Anggur itu bertanya pada kita, maukah engkau menjadi pekerja di kebun anggur-Ku? Apakah jawabmu?
2. Apa yang dikehendaki oleh pemilik kebun anggur terhadap para pekerja-Nya?

Values:
Seorang pekerja yang tekun dan setia sampai akhir dikenan oleh Sang Pemilik kebun anggur.

Loyalitas, tidak pernah mempertanyakan berapa yang saya dapat, melainkan apa yang bisa saya perbuat?