Kunci kemenangan adalah justru menyerah kepada Sang Raja. Ketika Yosua dekat Yerikho, sebuah kota yang berbenteng sangat tinggi, ia melayangkan pandangnya, dilihatnya seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Yosua mendekatinya dan bertanya kepadanya: “Kawankah engkau atau lawan?” Mungkin saat itu Yosua sudah punya strategi atau rencana untuk menyerang kota Yeriko, tetapi orang itu berkata: “Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang.” Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya: “Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?” Dan Panglima Balatentara Tuhan itu berkata kepada Yosua: “Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Dan Yosua berbuat demikian. Seperti halnya Yosua, memasuki tahun ini kita sudah mempersiapkan rencana dan strategi, tetapi ketika Yosua menyerah kepada Panglima Balatentara Tuhan dan membiarkan-Nya memimpin peperangan maka kemenangan demi kemenangan dialami oleh Yosua.
Yesus datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Lukas 19:10), serahkan hidup kita ke dalam tanganNya maka perjalanan hidup kita akan berhasil dan mengalami kemenangan di setiap peperangan. Yesus melanjutkan perkataan-Nya untuk orang-orang yang mendengarkan Dia dengan suatu perumpamaan mengenai ?????????, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. Orang-orang Yahudi menantikan kedatangan Mesias untuk membebaskan mereka dari penjajahan bangsa Romawi dan membebaskan dari penderitaan. Maka Ia berkata: “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali. Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina. Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota. Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina. Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota. Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur. Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur. Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu. Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” Sang Raja akan menghukum orang-orang yang tidak berserah dan tunduk kepadaNya.
Dalam perumpamaan ini Yesus sedang berbicara tentang diriNya sendiri. Ia datang ke dunia kepada milik kepunyaanNya untuk dinobatkan menjadi Raja, untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Namun sampai hari ini banyak orang Israel yang masih menolak Dia, bahkan mengucapkan kata-kata kutuk kepadaNya. Setiap daripada kita beroleh sesuatu dari Tuhan untuk kita kembangkan dan lipat gandakan.
Dalam Kitab Mazmur 2 dikatakan Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya. Mereka ingin memutuskan belenggu-belenggu yang dianggap mengikat mereka. Namun Bapa di Sorga tertawa dan Tuhan mengolok-olok mereka. Hanya orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang tetap bisa bersukacita di tengah-tengah situasi saat ini. Bapa sudah menetapkan Yesus sebagai Raja dan yang melawan kepada-Nya harus diremukkan dengan gada besi. Bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran dan beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar supaya Ia jangan murka. Berbahagialah semua orang yang berlindung dan berserah kepada-Nya.
Sebelum Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang uang mina, ada sekelompok orang yang datang membawa anak-anak kepada Yesus, namun murid-murid melarangnya. Ini gambaran agama yang memberikan batasan-batasan, tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Dalam perjalananNya menyusuri kota Yeriko, Tuhan Yesus bertemu dengan tiga pribadi yang berbeda dan juga memberikan respon yang berbeda pula.
Pribadi yang pertama adalah seorang pemimpin muda kaya dan sangat taat. Ia bertanya kepada Yesus: Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Namun ketika Yesus memerintahkan: “juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Pemimpin muda kaya ini gagal menyerahkan hidupnya kepada Yesus sebab ia mengenal Yesus hanya sebagai guru yang baik.
Pribadi kedua adalah seorang buta sejak lahir yang bernama Bartimeus, tetapi hatinya tidak buta. Mendengar Yesus lewat, ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”. Anak Daud adalah sebutan bagi Yesus yang adalah Mesias. Bartimeus lebih mengenal Yesus sebagai Mesias yang sanggup membebaskan, termasuk membebaskannya dari mata yang buta.
Pribadi yang ketiga adalah Zakheus yang artinya murni, ia seorang kepala pemungut cukai dan ia sangat kaya. Mendengar Yesus datang ke kotanya, ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Perjumpaan Zakheus dengan Yesus merubah seluruh hidupnya. Zakheus memanggil Yesus sebagai Tuhan. Ada pertobatan dalam diri Zakheus, ia berkata: setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat. Ini adalah tanda seorang yang berserah. Zakheus benar-benar menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan mengembalikan apa yang sudah dia peras dari orang lain. Jadi salah satu kunci kemenangan adalah berserah kepada Tuhan. Akui Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita, dia tidak hanya guru yang baik atau Mesias yang diurapi tetapi Dia adalah Tuhan dan Raja segala raja. Serahkan hidup kita kepadanya dan ia akan memberikan kita kemenangan. Amin (RCH).