Take Your Position (Duduki Posisi Anda) | Ps. Dr. Dedy Ndun, MTh. CBC

Sebagaimana sebuah ‘wireless microphone’ harus berada di posisi yang tepat agar sinyalnya dapat diterima, maka kita harus berada di posisi yang tepat di hadapan Tuhan agar janji-janji kebaikan Tuhan tergenapi dalam kehidupan kita. Ketika kita hidup dalam dosa, maka kita tidak dalam posisi benar untuk menerima penggenapan janji firman Tuhan. Kita harus merebut dan mengambil kembali posisi kita yang benar di hadapan Tuhan, sekalipun iblis terus berusaha memindahkan kita dari posisi yang tepat di hadapan-Nya. Demikian pula sebuah benih yang mempunyai potensi untuk bertumbuh, bahkan sanggup menembus dan memecahkan batu yang besar, namun benih tersebut harus berada di habitat yang tepat yaitu ditanam di tanah yang subur.

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibrani 4:12).

Firman Tuhan adalah benih yang hidup, kuat dan memiliki potensi yang sangat besar untuk bertumbuh dan merubah sesuatu, namun hanya akan berfungsi jika ditanam di habitat yang tepat yaitu tanah yang subur. Apakah hati kita sudah menjadi tanah yang subur?

BAGAIMANA, MENGAPA dan UNTUK APA KITA DICIPTAKAN?
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26)

Allah berpikir untuk membuat kita serupa dengan gambar Allah agar kita dapat berkuasa. Allah tidak hanya sekedar berpikir dan merencanakan, namun Ia juga bertindak melakukan rencana-Nya dan memberkati apa yang sudah diciptakan-Nya sehingga kita memiliki kemampuan untuk melakukan firman Tuhan.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139:14)
Kita diciptakan sebagai mahluk dengan potensi yang dahsyat. Sebagaimana raja Daud, maka kita harus memiliki kesadaran betapa dahsyat dan ajaibnya Tuhan menciptakan kita. Tidak ada seorangpun yang diciptakan dalam keadaan ‘reject’ (tertolak) oleh Tuhan. Semua diciptakan sempurna, serupa dengan gambar Allah, diberi kuasa dan diberkati.
Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. (Matius 3:17).
Sadarilah posisi kita adalah sebagai orang yang diberkati, bahkan sebelum kita melakukan apa-apa. Sebagaimana Tuhan Yesus, sebelum melakukan pelayanan-Nya, Ia sudah dalam posisi diberkati oleh Allah Bapa.

APA SELANJUTNYA YANG PERLU KITA LAKUKAN?
1. AMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENDUDUKI POSISI ANDA & JANGAN KELUAR.
Pegang erat-erat apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita, sekalipun kita belum melihat mimpi-mimpi kita terwujud. Bahkan jika kita berasal dari garis keturunan yang hancur, ambillah kedudukan di ‘kursi pertama’ sebagai orang yang menetapkan dimulainya berkat Tuhan atas generasi anak cucu. Keputusan kita hari ini yang menentukan masa depan kita, bukan masa lalu atau dari mana kita berasal. Sebagaimana Abraham yang memulai di tempat gersang, namun janji Tuhan tetap digenapi atasnya.

2. TANAMKAN BENIH FIRMAN DALAM DIRI ANDA.
Hanya benih yang ditanam, yang punya potensi bertumbuh besar dan berbuah. Apapun persoalan kita, jawabannya ada di dalam Alkitab. Perkatakan Firman yang mengatakan bahwa manusia diciptakan baik adanya. Seorang suami yang keras dan kasar sekalipun akan dapat dapat berubah jika sang istri terus tak jemu-jemu memperkatakan hal-hal yang baik tentang suaminya. Sekalipun secara kasat mata kondisinya berlawanan, namun suatu saat Tuhan pasti menggenapi Firman yang diperkatakan.
3. TANAMKAN FIRMAN TUHAN DALAM ‘THE NEXT GENERATION’.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139: 14)
Ayat inipun milik the next generation. Selalu tanamkan firman dalam diri anak-anak,bawahan dan setiap orang yang ada dalam pengaruh kita. Jangan pernah menyerah karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada masa depan seorang. Yang pasti Tuhan menjanjikan masa depan yang penuh harapan bagi mereka (Yeremia 29:11). Sebagaimana seorang anak SD yang penampilannya terlihat sangat biasa di daerah Menteng Jakarta pada tahun 70-an yang kemudian ternyata ketika dewasa menjadi presiden Amerika Serikat.

Jangan pernah menyerah, jangan putus asa! Beranilah untuk percaya. Jangan serahkan kepada Iblis apa yang sesungguhnya milik Allah. Tetaplah menabur benih-benih Firman Tuhan. Suatu hari nanti, kita akan melihat perubahan dan buah-buahnya. AMIN. (VW)