TANGGUNG JAWAB YANG KECIL

TANGGUNG JAWAB YANG KECIL 

Bacaan Setahun: 
Kel. 35,  Kis. 27 

“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12:18)

Suatu ketika saya menemani seorang teman dari Portland yang mendapat undangan  pelayanan di beberapa gereja di Surabaya. Saya menjemputnya sendiri dan kami mengunjungi beberapa tempat dan termasuk kuliner khas Surabaya. Dalam suasana lalu lintas di kota Surabaya yang ramai, kami melewati beberapa kali traffic light yang membuat percakapan sebagai berikut : Teman : “Selama saya di Surabaya, baru kali ini yang nyetir taat aturan lalu lintas.” Saya : “Loh, bukankah yang menemanimu selama di Surabaya para gembala/hamba Tuhan?” Teman : “Iya benar, tetapi jika masih memungkinkan, walau sudah red light tetap diterobos. Marka jalan dilanggar, berhenti di sembarang tempat, …..” Itulah sekilas percakapan kami yang di satu sisi merupakan sanjungan kepada saya, tetapi di sisi lainnya menimbulkan pergumulan dan pertanyaan, apakah arti menjadi anak-anak Tuhan atau hamba-hamba Tuhan kalau hal kecil saja kita tidak taat? Bukankah kita diminta menaati pemerintah yang ada? (Rom. 13:1)

Memang pada umumnya orang tidak memperhatikan hal-hal kecil seperti ini. Biasanya orang mengabaikan dan menganggap hal yang tidak penting dan berkata semua juga orang begitu. Tetapi sebagai anak-anak terang kita harus menyadari status kita yang justru harus berfungsi sebagai terang di tengah kegelapan. Tanpa disadari selalu ada orang yang mengamati perilaku kita lalu meniru hal-hal buruk yang kita lakukan. Di tengah masyarakat yang terbiasa menganggap pelanggaran lalu lintas itu hal yang biasa perlu ada orang yang tampil berbeda walau hal seperti itu tidak langsung berpengaruh besar. Perhatikanlah bahwa di tengah kegelapan yang pekat, nyala sebatang lilin yang sangat kecil akan langsung terlihat dan memberi dampak langsung ataupun tidak langsung. Tetapi jika terang yang ada pada kita tidak berfungsi karena kita membiarkannya tertutup di bawah gantang, maka tidak ada harapan bagi dunia (Mat. 6:23).

Karena itu sebagai anak-anak terang, perhatikanlah hal-hal kecil dalam hidup kita. Ada tanggungjawab yang tidak boleh dilupakan dan disepelekan. Memang kita tidak mungkin mengubah dunia sendirian, tetapi setidaknya jangan ikut mengacaukan dunia sekeliling kita. Perhatikanlah bahwa hal-hal buruk lebih cepat menular daripada hal-hal baik, tetapi hal yang baik harus tetap dilakukan dan anak-anak terang adalah ujung tombak dunia untuk memulainya. Halleluyah. (LS)

Questions:
1. Sudahkah Anda sadar bahwa kita sebagai anakanak Tuhan harus berdampak bagi dunia sekeliling Anda?
2. Hal-hal apakah yang biasa Anda lakukan yang dapat menjadi batu sandungan bagi orang lain?

Values:
Memang kita tidak mungkin mengubah dunia sendirian, tetapi setidaknya jangan ikut mengacaukan dunia sekeliling kita.

Kingdom Quotes:
Dunia lebih memerlukan anak-anak Tuhan yang berdampak daripada bangunan gereja yang mewah.