TELINGA MENDAHULUI MULUT
Bacaan Setahun:
Hos. 3-6, Rm. 10
“Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya.” (Amsal 18:13)
Menurut Anda, mana lebih cepat: mendengar atau berbicara? Jika kita mau jujur, maka kita pasti akan menjawab: Berbicara lebih cepat. Perhatikan kehidupan kita dan orang-orang di sekitar kita, bukankah mengeluarkan pendapat atau ‘unek-unek’ jauh lebih cepat dari pada mendengar pendapat atau ‘unek-unek’ orang lain?
Beberapa kali saya mengikuti rapat yang diikuti para hamba Tuhan, ternyata masih banyak ‘pertengkaran’ terjadi hanya karena mereka tidak mau mendengar pendapat orang lain dan berbicara mengemukakan pendapatnya sendiri. Seharusnya kita jangan buru-buru bicara kalau belum mendengar dengan jelas pendapat orang lain sampai selesai, karena akibatnya akan menimbulkan salah paham dan pembicaraan jadi tidak nyambung. Itulah contoh orang yang ”mulutnya mendahului telinganya”.
Dalam pengajarannya, Salomo berkata, ”Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya” (Amsal 18:13). Perkataan Salomo ini sangat tajam, tetapi itulah kebenaran. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjawab secara tepat kalau dia belum mendengar secara langsung dari orang yang menanyakan sesuatu? Bagaimana mungkin seseorang bisa menasihati dan menghibur kalau orang yang mengeluh kepadanya belum bercerita sepenuhnya? Itulah kebodohannya dan itu akan mendatangkan cela bagi dirinya. Yakobus menasihatkan kepada kita dalam suratnya, ”Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (Yakobus 1:19).
Memang bukan hal yang mudah untuk mendahulukan mendengar dari pada berkatakata, tetapi itulah cara Tuhan menunjukkan kepada kita untuk menghindari lebih banyak kesalahan dan untuk bisa menjadi berkat melalui perkataan yang tepat. Karena itu, jangan menjadi konselor jika Anda tidak bisa mendengar dengan sabar, sebab dengan berbicara lebih banyak Anda bukan membantu orang yang konseling kepada Anda, justru malah bisa mengintimidasinya.
Tidak salah kalau Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut supaya manusia lebih banyak mendengar dari pada banyak berkata-kata. Sebagai orang percaya yang dituntut untuk menjadi berkat bagi sesama, mari kita membuka telinga lebar-lebar untuk mendengar keluhan, ‘unek-unek’, pendapat orang lain dan menjawabnya setelah kita tahu yang sebenarnya. Jika Anda tidak sanggup mendengar, jangan berbicara; jika Anda sanggup berbicara, dengarlah lebih banyak. (AU)
Questions:
1. Apakah Anda lebih suka mendengar dari pada banyak berbicara? Mengapa?
2. Apakah yang dimaksud oleh Yakobus, ”Hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata” Diskusikan!
Values:
Tidak salah kalau Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut supaya manusia lebih banyak mendengar dari pada banyak berkata-kata.
Kingdom’s Quotes:
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. (Amsal 25:11)