TENTANG WAKTU
Bacaan Setahun:
Ayb. 32,Mzm. 103
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)
Manusia diciptakan dengan rasa lapar/haus. Lapar/haus fisik, lapar/haus jiwa, dan haus secara rohani karena kita terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Dari ketiganya, tentu yang paling mudah dipahami adalah lapar/haus fisik. Untuk kita anak Tuhan, haus rohani juga cukup mudah, karena di situlah awal kita mencari dan menemukan Tuhan.
Mari kita bahas haus jiwa/pikiran, di mana kita diciptakan Tuhan dengan dorongan untuk mencari tahu dan belajar dalam diri kita. Inilah yang membuat dunia kita maju sampai seperti hari ini. Tuhan kita berdaulat. Semua yang terjadi adalah seijin Tuhan. Tetapi musuh kita juga tidak akan berdiam diri. Salah satu yang iblis bisa lakukan adalah mengulur waktu tergenapinya bilangan manusia, dan berharap dengan perpanjangan waktu itu, lebih banyak yang gugur. “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan. (Yohanes 10:10)
Waktu adalah satu dimensi yang membatasi semua manusia tanpa terkecuali. Dan inilah salah satu sasaran pencurian iblis. Jika iblis bisa menyibukkan kita untuk melakukan hal-hal di luar rencana dan tujuan Allah dalam hidup kita, maka iblis berhasil untuk menghambat terjadinya tujuan Allah di dalam hidup kita dan dunia ini. Kita tidak bisa pungkiri bahwa pencuri terakbar yang masih dibiarkan bebas adalah gadget kita. Kadang ini benda pertama yang kita lihat saat kita bangun pagi, dan benda terakhir yang kita taruh saat kita beristirahat di malam hari. Sebenarnya bukan salah pencipta gadgetnya. Manusia sudah merasakan begitu besar manfaat gadget kita. Sayangnya, sesuatu yang diciptakan untuk mempermudah dan membantu hidup kita, kadang sekarang terbalik dan gadget itulah yang mengontrol dan memperbudak kita.
Lewat gadget, kita mengonsumsi begitu banyak konten, kita memproduksi hormon dopamine yang membuat kita mencari lagi dan lagi. Tentunya, selalu ada yang baru dalam genggaman kita. Kita jadi kecanduan dopamine “palsu” ini. Dulunya dopamine kita dapat dari kerja nyata, di manapun dan apapun pekerjaan kita. Namun saat ini dopamine yang kita dapatkan dari sosmed adalah “rasanya saya belajar sesuatu”, tapi seringnya hanya sampai di situ. Terus belajar tanpa melakukan pekerjaan apapun. Tidak produktif, hanya konsumtif. Inilah fenomena yang disebut fake productivity. Sepertinya sibuk, sepertinya belajar, sepertinya mengerjakan sesuatu, tapi hasilnya tidak ada atau sangat minimal.
Saudaraku, waktu tidak akan pernah kembali. Mulai sekarang, jangan mau ditipu Iblis, pergunakan waktu yang ada, maksimalkan dengan hal-hal yang lebih produktif, terlebih untuk membangun Kerajaan-Nya di bumi ini. Amin! (SOS)
Questions:
1. Makanan apa yang anda berikan untuk tubuh, jiwa dan roh anda? Apakah sudah bernutrisi?
2. Buah nyata apakah yang bisa anda maupun lingkungan anda rasakan dari produktifitas anda hari ini?
Values:
Jangan sampai kita menjadi pelita yang ditaruh di bawah gantang karena tidak menggunakan pengetahuan kita untuk berkarya.
Kingdom’s Quotes:
“Time is free, but it’s priceless. You can’t own it, but you can use it. You can’t keep it, but you can spend it. Once you’ve lost it, you can never get it back.” – Harvey Mackay